Cinta yang bersemayan dalam hati, merupakan hal yang banyak
mengandung misteri…Pembahasannya tidaklah pernah berakhir…sampai tidak ada lagi
manusia yang memiliki hati tersisa di atas bumi ini…Manusia diciptakan dengan
potensi cinta terhadap sesuatu, dan potensi cinta yang dimiliki oleh setiap
manusia tidak pernah dapat dibagi sama rata, hati akan selalu cenderung
untuk lebih mencintai sesuatu dari pada yang lainnya. Pendekatan yang dapat
memudahkan kita dalam memahami hal ini bisa kita tanyakan pada hati seorang ibu
yang memiliki 3 anak, apakah sama perasaannya cintanya pada 3 anak yang
dilahirkan melalui rahimnya sendiri ?. Boleh jadi, ...perhatian dan perlakuan
tidaklah berbeda, tetapi, kecenderungan hati untuk lebih mencintai yang satu
dengan lainnya, adalah merupakan satu fitrah yang tidak bisa di tolak...
Inilah potensi cinta Allah anugerahkan dalam setiap hati
manusia, dan melalui potensi inilah lahir kekuatan cinta yang sangat dahsyat.
Dahsyatnya kekuatan cinta dapat membuat manusia melakukan sesuatu yang berada
seakan-akan berada diluar kemampuannya, Kekuatan cinta dapat mendorong manusia
untuk menanggalkan dunia dan seisinya demi mendapatkan cintanya, bahkan tidak
sedikit kekuatan cinta mendorong manusia untuk tidak segan-segan menyerahkan
jiwa dan raganya..demi cintanya. Ada kisah nyata yang mungkin pernah kita
dengar, atau kita saksikan melalui film "Titanic" Tentang percintaan
terlarang dari seorang wanita keturunan bangsawan dan seorang pemuda tampan
yang bukan bangsawan. Mereka secara tidak sengaja bertemu dalam sebuah kapal
besar yang sangat terkenal, yaitu kapal Titanic. Kisah ini betul-betul
memperlihatkan kepada kita, bagaimana kekuatan cinta sanggup mendorong seorang
wanita untuk melepaskan kehidupan yang gemerlap, melepaskan status
kebangsawanannya, dan melakukan apa saja demi pria yang dicintainya… Demikian
pula sebaliknya dengan sang pria, bahkan demi cintanya terhadap sang wanita, ia
rela mengorbankan jiwa dan raganya… Itulah sedikit gambaran dari dahsyatnya
kekuatan cinta, …
Tetapi, pada sisi yang lain kekuatan cinta, memang tidak
selalu dirasakan indah oleh seseorang..kekuatan ini dapat pula memberikan
dorongan yang sangat berbahaya.., patah hati, putus cinta, cinta yang bertepuk
sebelah tangan, dapat mendorong manusia masuk kedalam jurang keterpurukan yang
dalam, kehilangan gairah hidup, kehidupan yang kacau balau, bahkan bisa
berujung pada membunuh dirinya sendiri…Jika demikian, maka bagaimanakah
sebaiknya kita menggunakan potensi cinta ?… karena sesungguhnya ia merupakan
kekuatan yang amat dahsyat, yang dapat membantu manusia mencapai kebahagiaan
hidup, tetapi pada sisi yang lain, cinta dapat membunuh dirinya… Tentunya, sebaik-baiknya
petunjuk dalam menggunakan potensi cinta yang kita miliki, haruslah berasal
dari sumber segala cinta, dan Pencipta dari rasa cinta itu sendiri.
Maka, Allah berfirman dalam Al Quran ;
(9:24) “Katakanlah: "jika bapa-bapa, anak-anak,
saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu
usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang
kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad
di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya." Dan
Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik”.
Bagaimana kita memahami hal ini...?, Dan dalam ayat diatas,
Allah telah memperingatkan kita, agar kita bisa lebih mencintai Allah dari pada
yang lain, lalu kita membagi sisanya dengan apa yang kita miliki. Tentunya ada
hikmah dibalik perintah Allah dalam menggunakan potensi cinta yang dimiliki
oleh setiap manusia. Sebagaimana kita ketahui, bahwa kekuatan cinta sangat
berhubungan dengan kesedihan dan kegembiraan... dan petunjuk mengenai kesedihan
dan kegembiraan diterangkan sebagaimana ayat 23 dalam surat al Hadid
"(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita
terhadap apa yang luput atau hilang dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu
gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu....", Inilah
sebaik-baiknya petunjuk yang Allah berikan kepada kita, makna ayat ini
mengajarkan kepada kita. Agar kita jangan terlalu bersedih jika kita kehilangan
sesuatu, karena dunia bukanlah tempat yang abadi, Dan pada sisi yang lain, juga
pula terlalu bergembira jika mendapatkan sesuatu, karena dunia bukanlah tempat
yang abadi...Sikap pertengahan...adalah sikap yang Allah ajarkan kepada kita
melalui ayat ini.
Dalam konteks cinta, sikap pertengahan adalah dengan tidak
terlalu mencintai apa yang ada di dunia ini, atau dengan kata lain, gunakanlah
potensi cinta yang kita miliki untuk lebih mencintai Allah dari apapun yang ada
di dunia ini sebagaimana yang diterangkan melalui ayat 24 dalam surat at taubah
9. Karena jika kita terlalu mencintai apa yang kita miliki, maka ketika apa
yang kita cintai itu hilang, kegembiraan akan berganti dengan kesedihan yang
sebanding dengan kecintaan kita terhadap apa yang hilang...Ilustrasi untuk
memahami hal ini bisa kita temukan dalam kehidupan sehari-hari...Mana yang
lebih menyedihkan, kehilangan uang 100 rupiah atau 100 juta rupiah...?
Kebanyakan orang akan merasa lebih sedih jika ia kehilangan uang 100 juta
rupiah, kenapa...? Karena dirinya lebih bergembira ketika mendapatkan 100 juta
dibandingkan dengan mendapatkan uang 100 rupiah ...Jika saja perasaannya sama
ketika mendapatkan uang 100 rupiah dengan 100 juta rupiah...maka ketika ia
kehilangan uang 100 juta rupiah...kesedihannya tidak melebihi dari ia
kehilangan uang 100 rupiah..
Demikian pula dengan cinta....ketika seseorang sangat
mencintai orang lain, maka ketika ia kehilangan orang yang dicintainya,
kesedihannya akan sebanding dengan kecintaannya...Dan kekuatan cinta yang tidak
sampai pada tempatnya inilah yang membuat kebanyakan manusia frustasi, putus
asa, dan berbagai hal negatif lainnya...Dan Allah tidak menginginkan hal ini
terjadi pada hamba-Nya...hidup dalam belenggu cinta yang menyulitkan dirinya
karena itu...Allah mengajarkan kepada manusia untuk menggunakan potensi
cintanya kepada allah lebih dari cintanya kepada apapun juga di dunia
ini....Cinta kepada Allah, bukanlah satu hal yang tidak mungkin… Karena banyak
kisah dalam Al Quran yang Allah abadikan tentang cinta seorang hamba kepada
Rabb-nya... Memang, cinta
tidaklah datang dengan sendirinya, Cinta memerlukan proses, Cinta memerlukan
waktu,dan Cinta memerlukan pengorbanan… Tetapi jika tidak dimulai dari saat
ini..., Kapan kita akan mulai belajar untuk mencintai Allah…? di kehidupan yang
mana kita akan membukakan hati kita untuk menerima kasih sayang Allah…? Marilah
kita belajar untuk lebih mencintai Allah.. Mencintai Allah, adalah cinta yang
abadi, cinta yang suci… Karena sesungguhnya.. Allah tidak pernah mengkhianati
seorang hamba yang mencintai-Nya… Allah mencintai kita tanpa mengharapkan
balasan, bilamana kita lupa, Allah akan menerima kita saat kita bertobat dan
kembali padaNya.
Wallahu’alam..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Biasakan Comment Yah ... You'll Never Walk Alone