17 Januari 2012

VALENTINE DAY (HARI BERKASIH SAYANG) Menurut Pandangan Islam

Hari Valentine atau hari yang disebut sebagai hari kasih sayang sebentar lagi akan tiba, tepatnya pada 14 Februari mendatang. Seperti biasanya setiap tahun ketika hari Valentine tiba, maka hari yang juga biasa diperingati oleh sebagian besar kaum muda-mudi ini akan menjadi bahan kontroversi karena sebagian para ulama menggap hari Valentine adalah sebagai hari yang haram. Hari Valentine untuk tahun ini juga sepertinya akan menjadi kontroversi seperti tahun-tahun sebelumnya. Boleh jadi tanggal 14 Pebruari setiap tahunnya merupakan hari yang ditunggu-tunggu oleh banyak remaja, baik di negeri ini maupun di berbagai belahan bumi. Sebab hari itu banyak dipercaya orang sebagai hari untuk mengungkapkan rasa kasih sayang. Itulah hari valentine, sebuah hari di mana orang-orang di barat sana menjadikannya sebagai fokus untuk mengungkapkan rasa kasih sayang.
 Dan seiring dengan masuknya beragam gaya hidup barat ke dunia Islam, perayaan hari valentine pun ikut mendapatkan sambutan hangat, terutama dari kalangan remaja ABG. Bertukar bingkisan valentine, semarak warna pink, ucapan rasa kasih sayang, ungkapan cinta dengan berbagai ekspresinya, menyemarakkan suasan valentine setiap tahunnya, bahkan di kalangan remaja muslim sekali pun.  Banyak kalangan pasti sudah mengenal hari valentine (bahasa Inggris: Valentine’s Day). Hari tersebut dirayakan sebagai suatu perwujudan cinta kasih seseorang. Perwujudan yang bukan hanya untuk sepasang muda-mudi yang sedang jatuh cinta. Namun, hari tersebut memiliki makna yang lebih luas lagi. Di antaranya kasih sayang antara sesama, pasangan suami-istri, orang tua-anak, kakak-adik dan lainnya. Sehingga valentine’s day biasa disebut pula dengan hari kasih sayang.

Cikal Bakal Hari Valentine
Sebenarnya ada banyak versi yang tersebar berkenaan dengan asal-usul Valentine’s Day. Namun, pada umumnya kebanyakan orang mengetahui tentang peristiwa sejarah yang dimulai ketika dahulu kala bangsa Romawi memperingati suatu hari besar setiap tanggal 15 Februari yang dinamakan Lupercalia. Perayaan Lupercalia adalah rangkaian upacara pensucian di masa Romawi Kuno (13-18 Februari). Dua hari pertama, dipersembahkan untuk dewi cinta (queen of feverish love) Juno Februata. Pada hari ini, para pemuda mengundi nama–nama gadis di dalam kotak. Lalu setiap pemuda mengambil nama secara acak dan gadis yang namanya keluar harus menjadi pasangannya selama setahun untuk senang-senang dan dijadikan obyek hiburan. Pada 15 Februari, mereka meminta perlindungan dewa Lupercalia dari gangguan srigala. Selama upacara ini, kaum muda melecut orang dengan kulit binatang dan wanita berebut untuk dilecut karena anggapan lecutan itu akan membuat mereka menjadi lebih subur.
Ketika agama Kristen Katolik menjadi agama negara di Roma, penguasa Romawi dan para tokoh agama katolik Roma mengadopsi upacara ini dan mewarnainya dengan nuansa Kristiani, antara lain mengganti nama-nama gadis dengan nama-nama Paus atau Pastor. Di antara pendukungnya adalah Kaisar Konstantine dan Paus Gregory I (The Encyclopedia Britannica, sub judul: Christianity). Agar lebih mendekatkan lagi pada ajaran Kristen, pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi Hari Perayaan Gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati St. Valentine yang kebetulan mati pada 14 Februari (The World Book Encyclopedia 1998).

Kaitan Hari Kasih Sayang dengan Valentine
The Catholic Encyclopedia Vol. XV sub judul St. Valentine menuliskan ada 3 nama Valentine yang mati pada 14 Februari, seorang di antaranya dilukiskan sebagai yang mati pada masa Romawi. Namun demikian tidak pernah ada penjelasan siapa “St. Valentine” yang dimaksud, juga dengan kisahnya yang tidak pernah diketahui ujung-pangkalnya karena tiap sumber mengisahkan cerita yang berbeda.
Menurut versi pertama, Kaisar Claudius II memerintahkan menangkap dan memenjarakan St. Valentine karena menyatakan Tuhannya adalah Isa Al-Masih dan menolak menyembah tuhan-tuhan orang Romawi. Orang-orang yang mendambakan doa St.Valentine lalu menulis surat dan menaruhnya di terali penjaranya. Versi kedua menceritakan bahwa Kaisar Claudius II menganggap tentara muda bujangan lebih tabah dan kuat dalam medan peperangan daripada orang yang menikah. Kaisar lalu melarang para pemuda untuk menikah, namun St.Valentine melanggarnya dan diam-diam menikahkan banyak pemuda sehingga iapun ditangkap dan dihukum gantung pada 14 Februari 269 M (The World Book Encyclopedia, 1998). Versi lainnya menceritakan bahwa sore hari sebelum Santo Valentinus akan gugur sebagai martir (mati sebagai pahlawan karena memperjuangkan kepercayaan), ia menulis sebuah pernyataan cinta kecil yang diberikannya kepada sipir penjaranya yang tertulis “Dari Valentinusmu”. (Sumber pembahasan di atas: http://id.wikipedia.org/ dan lain-lain)
Dari penjelasan di atas dapat kita tarik kesimpulan:
1.       Valentine’s Day berasal dari upacara keagamaan Romawi Kuno yang penuh dengan paganisme dan kesyirikan.
2.      Upacara Romawi Kuno di atas akhirnya dirubah menjadi hari perayaan gereja dengan nama Saint Valentine’s Day atas inisiatif Paus Gelasius I. Jadi acara valentine menjadi ritual agama Nashrani yang dirubah peringatannya menjadi tanggal 14 Februari, bertepatan dengan matinya St. Valentine.
3.      Hari valentine juga adalah hari penghormatan kepada tokoh nashrani yang dianggap sebagai pejuang dan pembela cinta.
Pada perkembangannya di zaman modern saat ini, perayaan valentine disamarkan dengan dihiasi nama “hari kasih sayang”. Sungguh ironis memang kondisi umat Islam saat ini. Sebagian orang mungkin sudah mengetahui kenyataan sejarah di atas. Seolah-olah mereka menutup mata dan menyatakan boleh-boleh saja merayakan hari valentine yang cikal bakal sebenarnya adalah ritual paganisme. Sudah sepatutnya kaum muslimin berpikir, tidak sepantasnya mereka merayakan hari tersebut setelah jelas-jelas nyata bahwa ritual valentine adalah ritual non muslim bahkan bermula dari ritual paganisme. Sebenarnya ada banyak versi yang tersebar berkenaan dengan asal-usul Valentine’s Day.

Namun, pada umumnya kebanyakan orang mengetahui tentang peristiwa sejarah yang dimulai ketika dahulu kala bangsa Romawi memperingati suatu hari besar setiap tanggal 15 Februari yang dinamakan Lupercalia. Perayaan Lupercalia adalah rangkaian upacara pensucian di masa Romawi Kuno (13-18 Februari). Dua hari pertama, dipersembahkan untuk dewi cinta (queen of feverish love) Juno Februata. Pada hari ini, para pemuda mengundi nama–nama gadis di dalam kotak. Lalu setiap pemuda mengambil nama secara acak dan gadis yang namanya keluar harus menjadi pasangannya selama setahun untuk senang-senang dan dijadikan obyek hiburan. Pada 15 Februari, mereka meminta perlindungan dewa Lupercalia dari gangguan srigala. Selama upacara ini, kaum muda melecut orang dengan kulit binatang dan wanita berebut untuk dilecut karena anggapan lecutan itu akan membuat mereka menjadi lebih subur.
Ketika agama Kristen Katolik menjadi agama negara di Roma, penguasa Romawi dan para tokoh agama katolik Roma mengadopsi upacara ini dan mewarnainya dengan nuansa Kristiani, antara lain mengganti nama-nama gadis dengan nama-nama Paus atau Pastor. Di antara pendukungnya adalah Kaisar Konstantine dan Paus Gregory I (The Encyclopedia Britannica, sub judul: Christianity). Agar lebih mendekatkan lagi pada ajaran Kristen, pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi Hari Perayaan Gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati St. Valentine yang kebetulan mati pada 14 Februari (The World Book Encyclopedia 1998).

Valentine Berasal dari Budaya Syirik.
Ken Swiger dalam artikelnya “Should Biblical Christians Observe It?” mengatakan, “Kata “Valentine” berasal dari bahasa Latin yang berarti, “Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Maha Kuasa”. Kata ini ditunjukan kepada Nimroe dan Lupercus, tuhan orang Romawi”. Disadari atau tidak ketika kita meminta orang menjadi “to be my Valentine”, berarti sama dengan kita meminta orang menjadi “Sang Maha Kuasa”. Jelas perbuatan ini merupakan kesyirikan yang besar, menyamakan makhluk dengan Sang Khalik, menghidupkan budaya pemujaan kepada berhala. Icon si “Cupid ” itu adalah putra Nimrod “the hunter” dewa matahari. Disebut tuhan cinta, karena ia rupawan sehingga diburu wanita bahkan ia pun berzina dengan ibunya sendiri. Islam mengharamkan segala hal yang berbau syirik, seperti kepercayaan adanya dewa dan dewi. Dewa cinta yang sering disebut-sebut sebagai dewa Amor, adalah cerminan aqidah syirik yang di dalam Islam harus ditinggalkan jauh-jauh. Padahal atribut dan aksesoris hari valentine sulit dilepaskan dari urusan dewa cinta ini. Walhasil, semangat Valentine ini tidak lain adalah semangat yang bertabur dengan simbol-simbol syirik yang hanya akan membawa pelakunya masuk neraka,, naudzu billahi min zalik.

Semangat valentine adalah Semangat Berzina
Perayaan Valentine’s Day di masa sekarang ini mengalami pergeseran sikap dan semangat. Kalau di masa Romawi, sangat terkait erat dengan dunia para dewa dan mitologi sesat, kemudian di masa Kristen dijadikan bagian dari simbol perayaan hari agama, maka di masa sekarang ini identik dengan pergaulan bebas muda-mudi. Mulai dari yang paling sederhana seperti pesta, kencan, bertukar hadiah hingga penghalalan praktek zina secara legal. Semua dengan mengatasnamakan semangat cinta kasih. Dalam semangat hari Valentine itu, ada semacam kepercayaan bahwa melakukan maksiat dan larangan-larangan agama seperti berpacaran, bergandeng tangan, berpelukan, berciuman, petting bahkan hubungan seksual di luar nikah di kalangan sesama remaja itu menjadi boleh. Alasannya, semua itu adalah ungkapan rasa kasih sayang, bukan nafsu libido biasa. Bahkan tidak sedikit para orang tua yang merelakan dan memaklumi putera-puteri mereka saling melampiaskan nafsu biologis dengan teman lawan jenis mereka, hanya semata-mata karena beranggapan bahwa hari Valentine itu adalah hari khusus untuk mengungkapkan kasih sayang.
Padahal kasih sayang yang dimaksud adalah zina yang diharamkan. Orang barat memang tidak bisa membedakan antara cinta dan zina. Ungkapan make love yang artinya bercinta, seharusnya sedekar cinta yang terkait dengan perasan dan hati, tetapi setiap kita tahu bahwa makna make love atau bercinta adalah melakukan hubungan kelamin alias zina.  Istilah dalam bahasa Indonesia pun mengalami distorsi parah. Misalnya, istilah penjaja cinta. Bukankah penjaja cinta tidak lain adalah kata lain dari pelacur atau menjaja kenikmatan seks? Di dalam syair lagu romantis barat yang juga melanda begitu banyak lagu pop di negeri ini, ungkapan make love ini bertaburan di sana sini. Buat orang barat, berzina memang salah satu bentuk pengungkapan rasa kasih sayang. Bahkan berzina di sana merupakan hak asasi yang dilindungi undang-undang. Bahkan para orang tua pun tidak punya hak untuk menghalangi anak-anak mereka dari berzina dengan teman-temannya. Di barat, zina dilakukan oleh siapa saja, tidak selalu Allah SWT berfirman tentang zina, bahwa perbuatan itu bukan hanya dilarang, bahkan sekedar mendekatinya pun diharamkan. Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.


PANDANGAN ISLAM 
Sebagai seorang muslim tanyakanlah pada diri kita sendiri, apakah kita akan mencontohi begitu saja sesuatu yang jelas bukan bersumber dari Islam ? Mari kita renungkan firman Allah s.w.t.:  “ Dan janglah kamu megikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabnya”. (Surah Al-Isra : 36)
 
Dalam Islam kata “tahu” berarti mampu mengindera(mengetahui) dengan seluruh panca indera yang dikuasai oleh hati. Pengetahuan yang sampai pada taraf mengangkat isi dan hakikat sebenarnya. Bukan hanya sekedar dapat melihat atau mendengar. Bukan pula sekadar tahu sejarah, tujuannya, apa, siapa, kapan(bila), bagaimana, dan di mana, akan tetapi lebih dari itu. Oleh kerana itu Islam amat melarang kepercayaan yang membonceng(mendorong/mengikut) kepada suatu kepercayaan lain atau dalam Islam disebut Taqlid.  Hadis Rasulullah s.a.w:“ Barang siapa yang meniru atau mengikuti suatu kaum (agama) maka dia termasuk kaum (agama) itu”. Firman Allah s.w.t. dalam Surah AL Imran (keluarga Imran) ayat 85 :“Barangsiapa yang mencari agama selain agama Islam, maka sekali-sekali tidaklah diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi”. Selanjutnya kita akan melihat berbagai kerusakan yang ada di hari Valentine.
Kerusakan Pertama: Merayakan Valentine Berarti Meniru-niru Orang Kafir
Agama Islam telah melarang kita meniru-niru orang kafir (baca: tasyabbuh). Larangan ini terdapat dalam berbagai ayat, juga dapat ditemukan dalam beberapa sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan hal ini juga merupakan kesepakatan para ulama (baca: ijma’). Inilah yang disebutkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam kitab beliau Iqtidho’ Ash Shiroth Al Mustaqim (Ta’liq: Dr. Nashir bin ‘Abdil Karim Al ‘Aql, terbitan Wizarotusy Syu’un Al Islamiyah). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan agar kita menyelisihi orang Yahudi dan Nashrani. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى لاَ يَصْبُغُونَ ، فَخَالِفُوهُمْ
“Sesungguhnya orang Yahudi dan Nashrani tidak mau merubah uban, maka selisihlah mereka.” (HR. Bukhari no. 3462 dan Muslim no. 2103) Hadits ini menunjukkan kepada kita agar menyelisihi orang Yahudi dan Nashrani secara umum dan di antara bentuk menyelisihi mereka adalah dalam masalah uban. (Iqtidho’, 1/185). Dalam hadits lain, Rasulullah menjelaskan secara umum supaya kita tidak meniru-niru orang kafir. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud. Syaikhul Islam dalam Iqtidho’ [hal. 1/269] mengatakan bahwa sanad hadits ini jayid/bagus. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih sebagaiman dalam Irwa’ul Gholil no. 1269). Telah jelas di muka bahwa hari Valentine adalah perayaan paganisme, lalu diadopsi menjadi ritual agama Nashrani. Merayakannya berarti telah meniru-niru mereka.
Kerusakan Kedua: Menghadiri Perayaan Orang Kafir Bukan Ciri Orang Beriman
Allah Ta’ala sendiri telah mencirikan sifat orang-orang beriman. Mereka adalah orang-orang yang tidak menghadiri ritual atau perayaan orang-orang musyrik dan ini berarti tidak boleh umat Islam merayakan perayaan agama lain semacam valentine. Semoga ayat berikut bisa menjadi renungan bagi kita semua. Allah Ta’ala berfirman,
وَالَّذِينَ لَا يَشْهَدُونَ الزُّورَ وَإِذَا مَرُّوا بِاللَّغْوِ مَرُّوا كِرَامًا
“Dan orang-orang yang tidak menyaksikan perbuatan zur, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya.” (QS. Al Furqon [25]: 72)
Ibnul Jauziy dalam Zaadul Maysir mengatakan bahwa ada 8 pendapat mengenai makna kalimat “tidak menyaksikan perbuatan zur”, pendapat yang ada ini tidaklah saling bertentangan karena pendapat-pendapat tersebut hanya menyampaikan macam-macam perbuatan zur. Di antara pendapat yang ada mengatakan bahwa “tidak menyaksikan perbuatan zur” adalah tidak menghadiri perayaan orang musyrik. Inilah yang dikatakan oleh Ar Robi’ bin Anas. Jadi, ayat di atas adalah pujian untuk orang yang tidak menghadiri perayaan orang musyrik. Jika tidak menghadiri perayaan tersebut adalah suatu hal yang terpuji, maka ini berarti melakukan perayaan tersebut adalah perbuatan yang sangat tercela dan termasuk ‘aib (Lihat Iqtidho’, 1/483). Jadi, merayakan Valentine’s Day bukanlah ciri orang beriman karena jelas-jelas hari tersebut bukanlah hari raya umat Islam.
Kerusakan Ketiga: Mengagungkan Sang Pejuang Cinta Akan Berkumpul Bersamanya di Hari Kiamat Nanti
Jika orang mencintai Allah dan Rasul-Nya, maka dia akan mendapatkan keutamaan berikut ini. Dari Anas bin Malik, beliau mengatakan bahwa seseorang bertanya pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
مَتَّى السَّاعَةُ يَا رَسُولَ اللَّهِ
“Kapan terjadi hari kiamat, wahai Rasulullah?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata,
مَا أَعْدَدْتَ لَهَا
“Apa yang telah engkau persiapkan untuk menghadapinya?”
Orang tersebut menjawab,
مَا أَعْدَدْتُ لَهَا مِنْ كَثِيرِ صَلاَةٍ وَلاَ صَوْمٍ وَلاَ صَدَقَةٍ ، وَلَكِنِّى أُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ
“Aku tidaklah mempersiapkan untuk menghadapi hari tersebut dengan banyak shalat, banyak puasa dan banyak sedekah. Tetapi yang aku persiapkan adalah cinta Allah dan Rasul-Nya.”
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata,
أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ
“(Kalau begitu) engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam riwayat lain di Shohih Bukhari, Anas mengatakan,
فَمَا فَرِحْنَا بِشَىْءٍ فَرَحَنَا بِقَوْلِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – « أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ » . قَالَ أَنَسٌ فَأَنَا أُحِبُّ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ ، وَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ مَعَهُمْ بِحُبِّى إِيَّاهُمْ ، وَإِنْ لَمْ أَعْمَلْ بِمِثْلِ أَعْمَالِهِمْ
“Kami tidaklah pernah merasa gembira sebagaimana rasa gembira kami ketika mendengar sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: Anta ma’a man ahbabta (Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai).”
Anas pun mengatakan,
فَأَنَا أُحِبُّ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ ، وَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ مَعَهُمْ بِحُبِّى إِيَّاهُمْ ، وَإِنْ لَمْ أَعْمَلْ بِمِثْلِ أَعْمَالِهِمْ
“Kalau begitu aku mencintai Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Abu Bakar, dan ‘Umar. Aku berharap bisa bersama dengan mereka karena kecintaanku pada mereka, walaupun aku tidak bisa beramal seperti amalan mereka.”
Bandingkan, bagaimana jika yang dicintai dan diagungkan adalah seorang tokoh Nashrani yang dianggap sebagai pembela dan pejuang cinta di saat raja melarang menikahkan para pemuda. Valentine-lah sebagai pahlawan dan pejuang ketika itu. Lihatlah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di atas: “Kalau begitu engkau bersama dengan orang yang engkau cintai”. Jika Anda seorang muslim, manakah yang Anda pilih, dikumpulkan bersama orang-orang sholeh ataukah bersama tokoh Nashrani yang jelas-jelas kafir?
Siapa yang mau dikumpulkan di hari kiamat bersama dengan orang-orang kafir[?] Semoga menjadi bahan renungan bagi Anda, wahai para pengagum Valentine!
Kerusakan Keempat: Ucapan Selamat Berakibat Terjerumus Dalam Kesyirikan dan Maksiat
“Valentine” sebenarnya berasal dari bahasa Latin yang berarti: “Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Yang Maha Kuasa”. Kata ini ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus, tuhan orang Romawi. (Dari berbagai sumber). Oleh karena itu disadari atau tidak, jika kita meminta orang menjadi “To be my valentine (Jadilah valentineku)”, berarti sama dengan kita meminta orang menjadi “Sang Maha Kuasa”. Jelas perbuatan ini merupakan kesyirikan yang besar, menyamakan makhluk dengan Sang Khalik, menghidupkan budaya pemujaan kepada berhala.
Kami pun telah kemukakan di awal bahwa hari valentine jelas-jelas adalah perayaan nashrani, bahkan semula adalah ritual paganisme. Oleh karena itu, mengucapkan selamat hari kasih sayang atau ucapan selamat dalam hari raya orang kafir lainnya adalah sesuatu yang diharamkan berdasarkan kesepakatan para ulama (baca: ijma’ kaum muslimin), sebagaimana hal ini dikemukakan oleh Ibnul Qoyyim rahimahullah dalam kitabnya Ahkamu Ahlidz Dzimmah (1/441, Asy Syamilah). Beliau rahimahullah mengatakan, “Adapun memberi ucapan selamat pada syi’ar-syi’ar kekufuran yang khusus bagi orang-orang kafir (seperti mengucapkan selamat natal atau selamat hari valentine, pen) adalah sesuatu yang diharamkan berdasarkan ijma’ (kesepakatan) kaum muslimin. Contohnya adalah memberi ucapan selamat pada hari raya dan puasa mereka seperti mengatakan, ‘Semoga hari ini adalah hari yang berkah bagimu’, atau dengan ucapan selamat pada hari besar mereka dan semacamnya. Kalau memang orang yang mengucapkan hal ini bisa selamat dari kekafiran, namun dia tidak akan lolos dari perkara yang diharamkan. Ucapan selamat hari raya seperti ini pada mereka sama saja dengan kita mengucapkan selamat atas sujud yang mereka lakukan pada salib, bahkan perbuatan seperti ini lebih besar dosanya di sisi Allah. Ucapan selamat semacam ini lebih dibenci oleh Allah dibanding seseorang memberi ucapan selamat pada orang yang minum minuman keras, membunuh jiwa, berzina, atau ucapan selamat pada maksiat lainnya.”
Kerusakan Kelima: Hari Kasih Sayang Menjadi Hari Semangat Berzina
Perayaan Valentine’s Day di masa sekarang ini mengalami pergeseran. Kalau di masa Romawi, sangat terkait erat dengan dunia para dewa dan mitologi sesat, kemudian di masa Kristen dijadikan bagian dari simbol perayaan hari agama, maka di masa sekarang ini identik dengan pergaulan bebas muda-mudi. Mulai dari yang paling sederhana seperti pesta, kencan, bertukar hadiah hingga penghalalan praktek zina secara legal. Semua dengan mengatasnamakan semangat cinta kasih. Dalam semangat hari Valentine itu, ada semacam kepercayaan bahwa melakukan maksiat dan larangan-larangan agama seperti berpacaran, bergandeng tangan, berpelukan, berciuman, bahkan hubungan seksual di luar nikah di kalangan sesama remaja itu menjadi boleh. Alasannya, semua itu adalah ungkapan rasa kasih sayang. Na’udzu billah min dzalik.
Padahal mendekati zina saja haram, apalagi melakukannya. Allah Ta’ala berfirman,
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al Isro’ [17]: 32). Dalam Tafsir Jalalain dikatakan bahwa larangan dalam ayat ini lebih keras daripada perkataan ‘Janganlah melakukannya’. Artinya bahwa jika kita mendekati zina saja tidak boleh, apalagi sampai melakukan zina, jelas-jelas lebih terlarang.
Kerusakan Keenam: Meniru Perbuatan Setan
Menjelang hari Valentine-lah berbagai ragam coklat, bunga, hadiah, kado dan souvenir laku keras. Berapa banyak duit yang dihambur-hamburkan ketika itu. Padahal sebenarnya harta tersebut masih bisa dibelanjakan untuk keperluan lain yang lebih bermanfaat atau malah bisa disedekahkan pada orang yang membutuhkan agar berbuah pahala. Namun, hawa nafsu berkehendak lain. Perbuatan setan lebih senang untuk diikuti daripada hal lainnya. Itulah pemborosan yang dilakukan ketika itu mungkin bisa bermilyar-milyar rupiah dihabiskan ketika itu oleh seluruh penduduk Indonesia, hanya demi merayakan hari Valentine. Tidakkah mereka memperhatikan firman Allah,
وَلا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ
“Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan.” (QS. Al Isro’ [17]: 26-27). Maksudnya adalah mereka menyerupai setan dalam hal ini. Ibnu Mas’ud dan Ibnu ‘Abbas mengatakan, “Tabdzir (pemborosan) adalah menginfakkan sesuatu pada jalan yang keliru.” (Lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim)
Itulah sebagian kerusakan yang ada di hari valentine, mulai dari paganisme, kesyirikan, ritual Nashrani, perzinaan dan pemborosan. Sebenarnya, cinta dan kasih sayang yang diagung-agungkan di hari tersebut adalah sesuatu yang semu yang akan merusak akhlak dan norma-norma agama. Perlu diketahui pula bahwa Valentine’s Day bukan hanya diingkari oleh pemuka Islam melainkan juga oleh agama lainnya. Sebagaimana berita yang kami peroleh dari internet bahwa hari Valentine juga diingkari di India yang mayoritas penduduknya beragama Hindu. Alasannya, karena hari valentine dapat merusak tatanan nilai dan norma kehidupan bermasyarakat. Kami katakan: “Hanya orang yang tertutup hatinya dan mempertuhankan hawa nafsu saja yang enggan menerima kebenaran.”

HAL-HAL YANG HARUS DIBERI PERHATIAN:-
Dalam masalah Valentine itu perlu difahami secara mendalam terutama dari kaca mata agama kerana kehidupan kita tidak dapat lari atau lepas dari agama (Islam) sebagai pandangan hidup. Berikut ini beberapa hal yang harus difahami di dalam  masalah 'Valentine Day'.
1. PRINSIP / DASAR
   Valentine Day adalah suatu perayaan yang berdasarkan kepada pesta jamuan 'supercalis' bangsa Romawi kuno di mana setelah mereka masuk Agama  Nasrani (kristian), maka berubah menjadi 'acara keagamaan' yang dikaitkan dengan kematian St. Valentine.
2. SUMBER ASASI
   Valentine jelas-jelas bukan bersumber dari Islam, melainkan bersumber dari rekaan fikiran manusia yang diteruskan oleh pihak gereja. Oleh kerana itu lah , berpegang kepada akal rasional manusia semata-mata, tetapi jika tidak berdasarkan kepada Islam(Allah), maka ia akan tertolak.
Firman Allah swt dalam Surah Al Baqarah ayat 120 :“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka.  Katakanlah : “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemahuan  mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu”.
3. TUJUAN
   Tujuan mencipta dan mengungkapkan rasa kasih sayang di persada bumi adalah baik. Tetapi bukan seminit untuk sehari dan sehari untuk setahun. Dan bukan pula bererti kita harus berkiblat kepada Valentine seolah-olah meninggikan ajaran lain di atas Islam. Islam diutuskan kepada umatnya dengan memerintahkan umatnya untuk berkasih sayang dan menjalinkan persaudaraan      yang abadi di bawah naungan Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Bahkan Rasulullah s.a.w. bersabda :“Tidak beriman salah seorang di antara kamu sehingga ia cinta kepada saudaranya seperti cintanya kepada diri sendiri”.
4. OPERASIONAL
Pada umumnya acara Valentine Day diadakan dalam bentuk pesta pora dan huru-hara.
Perhatikanlah firman Allah s.w.t.:“Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaithon dan    syaithon itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya”. (Surah Al Isra : 27). Surah Al-Anfal ayat 63 yang berbunyi : “…walaupun kamu membelanjakan    semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat    mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati    mereka. Sesungguhnya Dia (Allah) Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.

Hukum Merayakan Valentine Dalam Islam
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah melarang untuk mengikuti tata cara peribadatan selain Islam, artinya, ” Barangsiapa meniru suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum tersebut ” (HR. At-Tirmidzi) . Ibnu Qayyim al-Jauziyah berkata, ” Memberikan ucapan selamat terhadap acara ritual orang kafir yang khusus bagi mereka, telah disepakati bahwa perbuatan tersebut HARAM “. Mengapa ? karena berarti ia telah memberi selamat atas perbuatan mereka yang menyekutukan Allah subhanahu wata’ala. Bahkan perbuatan tersebut lebih besar dosanya di sisi Allah subhanahu wata’ala dan lebih dimurkai dari pada memberi selamat atas perbuatan minum khamar atau membunuh. Syaikh Muhammad al-Utsaimin ketika ditanya tentang Valentine’s Day mengatakan, ” Merayakan Hari Valentine itu tidak boleh ”, karena alasan berikut :
Pertama : Ia merupakan hari raya bid’ah yang tidak ada dasar hukumnya di dalam syari’at Islam.
Kedua : Ia dapat menyebabkan hati sibuk dengan perkara-perkara rendahan seperti ini yang sangat bertentangan dengan petunjuk para salaf shalih (pendahulu kita) -semoga Allah meridhai mereka-.
Contoh kasus : ada seorang gadis mengatakan bahwa ia tidak mengikuti keyakinan mereka, hanya saja hari Valentine tersebut secara khusus memberikan makna cinta dan suka citanya kepada orang-orang yang memperingatinya. Saudaraku!! Ini adalah suatu kelalaian, mengadakan pesta pada hari tersebut bukanlah sesuatu yang sepele, tapi lebih mencerminkan pengadopsian nilai-nilai Barat yang tidak memandang batasan normatif dalam pergaulan antara pria dan wanita sehingga saat ini kita lihat struktur sosial mereka menjadi porak-poranda. Hendaknya setiap muslim merasa bangga dengan agamanya, tidak menjadi orang yang tidak mempunyai pegangan dan ikut-ikutan. Semoga Allah subhanahu wata’ala melindungi kaum muslimin dari segala fitnah (ujian hidup), yang tampak ataupun yang tersembunyi dan semoga meliputi kita semua dengan bimbingan-Nya. Di dalam ayat lainnya, artinya, ” Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari Akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya.” (Al-Mujadilah: 22).
Jadi, kesimpulan dari hukum Perayaan Valentine adalah sebagai berikut :
Seorang muslim dilarang untuk meniru-niru kebiasan orang-orang di luar Islam, apalagi jika yang ditiru adalah sesuatu yang berkaitan dengan keyakinan, pemikiran dan adat kebiasaan mereka. Bahwa mengucapkan selamat terhadap acara kekufuran adalah lebih besar dosanya dari pada mengucapkan selamat kepada kemaksiatan seperti meminum minuman keras dan sebagainya. Haram hukumnya umat Islam ikut merayakan Hari Raya orang-orang di luar Islam.
Valentine’s Day adalah Hari Raya di luar Islam untuk memperingati pendeta St. Valentin yang dihukum mati karena menentang Kaisar yang melarang pernikahan di kalangan pemuda. Oleh karena itu tidak boleh ummat Islam memperingati hari Valentine’s tersebut. Oleh karena itu, kami ingatkan agar kaum muslimin tidak ikut-ikutan merayakan hari Valentine, tidak boleh mengucapkan selamat hari Valentine, juga tidak boleh membantu menyemarakkan acara ini dengan jual beli, mengirim kartu, mencetak, dan mensponsori acara tersebut karena ini termasuk tolong menolong dalam dosa dan kemaksiatan. Ingatlah, Setiap orang haruslah takut pada kemurkaan Allah Ta’ala. Sudah jelas ! Apapun alasannya, kita tidak dapat menerima kebudayaan import dari luar yang nyata-nyata bertentangan dengan keyakinan (akidah) kita. Janganlah kita mengotori akidah kita dengan dalih toleransi dan setia kawan. Kerana kalau dikata toleransi, Islamlah yang paling toleransi di dunia.
Sudah berapa jauhkah kita mengayunkan langkah mengelu-elukan(memuja-muja) Valentine Day ? Sudah semestinya kita menyedari sejak dini(saat ini), agar jangan sampai terperosok lebih jauh lagi. Tidak perlu kita irihati dan cemburu dengan upacara dan bentuk kasih sayang agama lain. Bukankah Allah itu Ar Rahman dan Ar Rohim.  Bukan hanya sehari untuk setahun. Dan bukan pula dibungkus dengan hawa nafsu. Tetapi yang jelas kasih sayang di dalam Islam lebih luas dari semua itu. Bahkan Islam itu merupakan 'alternatif' terakhir setelah manusia gagal dengan sistem-sistem lain. Lihatlah kebangkitan Islam!!! Lihatlah kerosakan-kerosakan yang ditampilkan oleh peradaban Barat baik dalam media massa, televisyen dan sebagainya. Karena sebenarnya Barat hanya mengenali perkara atau urusan yang bersifat materi. Hati mereka kosong dan mereka bagaikan 'robot' yang bernyawa.

»»  lanjut bacanya....

16 Januari 2012

Cerpenku "CINTA TERAKHIR KEISHA"

Bel pulang sekolah berbunyi , Radit dan Keisha membereskan buku-buku dan memasukkan buku ke dalam tas, kemudian bergegas untuk pulang ke rumah. Keduanya sekolah di SMA Putra Karisma, Bandung. Radit dan Keisha sudah bersahabat dari kecil. Mereka selalu bersama saat suka maupun duka. “Keisha tunggu sebentar ya, aku mau ke ruang guru dulu karena ada tugas yang harus aku kumpulkan”, kata Radit. “Iya, aku tunggu di gerbang sekolah ya”. Setelah beberapa saat Radit dating, mereka pulang bersama dengan jalan kaki. Rumah mereka cukup jauh dari sekolah butuh waktu 30 menit untuk sampai di rumah. Di tengah jalan, Radit dan Keisha dijegat oleh 3 orang preman. Ketiga preman itu menodong Radit untuk mengambil uang saku Radit. “Hey, ada anak sekolah nih”, kata salah satu dari preman tersebut. “Mau apa kalian?”, Tanya Keisha. “Serahkan uang kalian”,jawab preman.”Nggak, gak mau”,ucap Radit. “Oh, berani ngelawan kalian?”, ucap preman. “Tenang Keisha, aku akan menjaga kamu. Lebih baik kamu jangan disini biar aku yang melawan preman ini”, ucap Radit. “Baik”, kata Keisha. Ketiga preman itu menghajar Radit. Radit kalah dan dia babak belur kemudian pingsan. Keisha dating menghampiri lalu berkata “Radit, kamu kenapa? Ya ampun Radit, kamu bangun dong. Ayo Radit bangun”. Keisha panic dan segera meminta bantuan. Ada beberapa orang yang sedang lewat, Keishapun memanggilnya “Pak, Pak, tolong bantu saya. Teman saya pingsan”. Bapak tersebut menggotong Radit dan membawanya ke rumah. Sesampainya di rumah, “Ya ampun Radit, kenapa ini?” Tanya mama Radit. Keishapun menjelaskan apa yang terjadi. “Ya ampun, dasar preman-preman itu harus diberi pelajaran” kata mama Radit. “Gak usah tante, biar nanti dia yang kena batunya”, ucap Keisha. Sesaat kemudian, Radit sadar “Aku ada di mana ini?”, kata Radit. “Kamu ada di rumah nak”, kata mama Radit. “Keisha kemana?”. “Itu di samping kamu”, kata mama Radit. “Baguslah, kamu udah sadar, aku khawatir sekali sama kamu Dit, kamu tidak apa kan?”. “Nggak, aku ga papa”. “Ya udah kalo gitu aku pulang dulu ya. Permisi tante, cepet sembuh ya Dit”, ucap Keisha.

Esoknya.. Hari libur.
Pagi-pagi pukul 07.00, Radit datang ke rumah Keisha untuk mengajak main basket. Rumah Radit dan Keisha memang berdekatan. Radit dan Keisha mempunyai satu tempat yang sangat istimewa bagi mereka berdua, namanya Rumah Pohon, yang terletak di hutan dekat danau dan tidak begitu jauh dari jalan raya. Tempatnya begitu teduh dan sejuk. Radit dan Keisha sering bermain disana. “Ayo Dit, kamu bias ngalahin aku maen basket gak?”, kata Keisha. “Siapa takut”, ucap Radit. Permainanpun selesai, Keisha yang memenangkannya. “Ye, aku menang”. “huhuhuhuhuhuhuk aku capek banget, istirahat yuk”. Kemudian aya naik ke atas rumah pohon, tapi Radit tidak mau ikut karena Radit tidak bisa memanjat. Di atas rumah pohon, Keisha mengukir tulisan di batang pohon yang bertulisan “Radit love Keisha”. Keisha berani menulis karena Keisha piker Radit tidak akan membacanya, sebab Radit tidak bisa naik ke atas rumah pohon. Malam pun tiba, “Keisha, kita pulang yuk” kata Radit. “Ayo, tapi oh iya kan ada PR. Ya ampun aku lupa”, ucap Keisha. “Oh iya, kita ngerjainnya bareng yuk.”, ucap Radit. “Boleh, tapi dimana?” Tanya Keisha. “Di rumah kamu aja” ucap Radit. “Ya udah”. Mereka berdua berjalan dan terus berjalan menekuni rimbunnya pohon dan gelapnya langit pada malam hari. Sesampainya di rumah Keisha, “Ayo cepat ambil bukunya, terus kita langsung kerjain”, ucap Radit. Mereka mengerjakan PR. “Key, aku ga ngerti nih sama nomor 15. Maksudnya gimana sih?” Tanya Radit. Keishapun menjelaskannya.” Sudah pukul 9 malam nih, aku pulang dulu ya. Besok aku nyamper kamu.” Kata Radit. “Mmmm ya udah tapi jangan telat loh”. Kata Keisha “Sip deh”.
Esok harinya, di sekolah..
“Anak-anak, hari ini kita kedatangan murid baru namanya Luna. Silahkan Luna perkenalkan diri kamu”, kata Bu guru. “Hai semuanya, nama aku Luna. Aku pindahan dari Sekolah Darma Bangsa. Aku pindah karena ikut papaku yang sedang bertugas di sini.” “Sudah luna?” Tanya bu guru. “Sudah bu” jawab luna. “Baik kalau begitu, silahkan kamu duduk di bangku yang kosong itu”. Luna duduk di depan bangku Radit dan Keisha. “Hai kenalin aku Radit dan ini sahabat aku Keisha” Kata Radit. Bel istirahat tiba, Radit mengajak Luna untuk istirahat bersama. Tapi Keisha tidak diajak. Keisha kesal dan merenung di kelas. “Sepertinya Radit mulai menyukai Luna” pikir Keisha. Bel pulang pun berbunyi, lagi-lagi Radit bersama Luna, sampai pulang pun Keisha ditinggal, Keisha kesal dan marah-marah sendiri. Cepat-cepat Keisha melangkahkan kakinya untuk sampai ke rumah. Sesampainya di rumah tanpa berbicara apa-apa, Keisha masuk ke kamar dan menutup pintu. “Key, kamu kenapa nak?” Tanya mama Keisha. “Gak mah, aku ga papa” jawab Keisha. Mata Keisha berlinangan air mata, lalu Keisha menulis di buku diarynya yang isinya…

“Senin, 28 September 2011, Dear Diary…
Radit, kenapa kamu berubah? Semenjak kehadiran Luna, kamu menjadi cuek sama aku. Aku mau kamu yang dulu. Asal kamu tau Dit, aku suka sama kamu tapi aku rasa lebih baik aku memendam rasa ini”.

Keisha mengungkapkan perasaannya ke buku hariannya. 3 bulan kemudian, cinta Keisha terhadap Radit semakin dalam. Pada malam hari, Radit meminta Keisha dan Luna untuk bertemu di pinggir danau dekat rumah pohon. Sebelum kesana Radit nyamper Keisha untuk berangkat bareng. Di tengah perjalanan, Radit berkata “Key, sebenernya aku mengajak kamu untuk meminta bantuan kamu”. “Bantuan apa Dit?” “Sebenarnya aku suka sama Luna dan sekarang aku mau nyatain cinta aku ke Luna”. Glek… muka Keisha pucat pasi saat mendengar  ucapannya Radit. “Dan aku mau minta bantuan kamu, bagaimana caranya nembak cewek yang romantis banget? Rasanya Keisha ingin menangis tersedu-sedu, tapi Keisha menahan karena Keisha tidak mau menangis di depan Radit. “Key, kok kamu diam?” “Oh, nggak kok”.”Kamu kenapa?” “ Oh nggak, aku ngga papa” “Jadi gimana nih?” Tanya Radit. Dengan suara yang tersendat-sendat, Keisha menyampaikan pendapatnya. Di dalam hati Keisha berkata “Keisha harus kuat. Keisha gak boleh menangis demi kebahagiaan Radit”. Sesampainya di danau, Radit langsung menyatakan cintanya ke Luna. Keisha yang tidak kuat melihatnya pun pergi dan langsung pulang ke rumah. Setelah beberapa lama atas kejadian itu, Keisha sering menyendiri. Sampai di sekolahpun Keisha terlihat lesu dan tidak bersemangat. “Hai Keisha, kamu kenapa kok sedih gitu? Terus Radit mana? Biasanya kamu selalu bersama Radit.” Tanya teman-teman di sekolah. Tapi Keisha hanya membalasnya dengan senyuman. Setiap hari apa yang ada di pikiran Keisha selalu dituangkan ke dalam diarynya.Hari berganti hari, hati Keisha semakin teriris melihat kedekatan Radit dan Luna yang begitu romantis.

Esoknya… di sekolah…
Pelajaran ke 3 hari ini ialah olahraga. Keisha, Radit, Luna dan yang lainnya bersiap-siap dan pergi ke lapangan. Pada saat pemanasan, Keisha mengeluh pusing. “Aduh kepala aku pusing nih” kata Keisha. Tiba-tiba Aya jatuh pingsan dengan hidungnya yang berdarah atau mimisan. Semua anak panik terutama Radit. “Keisha, kamu kenapa? Bangun dong Key” ucap Radit. Pak guru menyuruh anak-anak untuk menggotong Keisha dan membawanya ke UKS. Beberapa saat kemudian, “Aku dimana ini?” Tanya Keisha. “Baguslah kamu udah sadar Key. Sekarang kamu ada di UKS” jawab Radit. “Emangnya aku kenapa?” “Tadi kamu pingsan dan mimisan” “Ya ampun, tapi aku harus mengikuti pelajaran olahraga. Kalau tidak, aku bisa ketinggalan pelajaran” “Udahlah Key, kamu disini aja. BIar aku yang temenin kamu sampai kamu pulih” “Makasih ya Dit. Oh iya, Luna mana?” Tanya Keisha” “Itu Luna lagi olahraga” Jawab Radit. “Owh”

Besoknya…
Selagi pelajaran Matematika, Keisha pingsan lagi dan mimisan. Selalu seperti itu, setiap hari pingsan dan terus mimisan.
“Key, kamu kenapa sih koq akhir-akhir ini sering pingsan dan mimisan?” Tanya Radit disambung dengan Luna. “Aku gak tau deh” “Ya udah kalo gitu besok kamu ke dokter aja” pikir Luna. “Iya makasih ya Lun” “Sama-sama”
Esoknya…
Keisha pergi ke dokter da memeriksakan kesehatannya. Dokter lalu bertanya, “Sudah berapa kali kamu pingsan?”
“Sering sih dok”
“Sudah berapa kali kamu mimisan?”
“Mmmm.. sering juga dok. Dok, sebenernya saya ini sakit apa sih dok?”
“Seharusnya saya memberitahu hal ini kepada orang tua kamu, karena saya takut kamu tidak kuat mendengar ini semua”
“Gak papa dok, sama saya aja. Mudah-mudahan saya kuat ko. Memangnya saya sakit apa?”
“Kamu menderita kanker darah atau Leukimia stadium lanjut. Kemungkinan sembuh hanya 10%, sebenarnya saat ini kamu kritis.”
Keisha kaget mendengar pernyataan dokter. Keisha semakin terpuruk, tapi Keisha berjanji, tidak akan memberitahukan ini semua kepada siapapun, karena Keisha takut orang-orang yang menyayangi Keisha menjadi sedih melihat Keisha. Keisha harus tetap tegar menjalani ini semua, janji Keisha di dalam hatinya.

Lalu Keisha menulis diarynya yang isinya, “Aku benar-benar kaget dan terpuruk saat dokter bilang aku menderita leukemia stadium lanjut. Apalagi saat ini aku kritis, makin hari aku merasakan sakit yang amat dahsyat. Rasanya aku capek, aku ingin istirahat saja. Untuk Radit, aku bangga punya sahabat seperti kamu, dan untuk mama papa, terima kasih atas kebaikan kalian ke aku, maafkan aku karena aku hanya bisa membalas jasa kalian dengan ucapan terima kasih. Salam Keisha”

Hari demi hari berganti, makin lama makin kritis, dengan berjalannya waktu, orang tua Keisha tau akan penyakit Keisha. Saat itu Keisha pingsan dan dibawa ke Rumah Sakit Medika Permata .
“Aku benar-benar gak kuat lagi” Keisha berkata di dalam hatinya. Di saat Keisha sedang koma, Radit tidak ada di samping, karena saat itu Radit sedang jalan bersama Luna. Setelah beberapa saat, Keisha membuka matanya. “Akhirnya kamu sadar juga” ucap mama Keisha. Dengan terbata-bata Keisha berkata “Mah, tolong ambilkan selembar kertas, pulpen, juga diary aku” Lalu Keisha menulis surat, dan setelah selesai, Keisha berkata “Mah, tolong berikan surat dan diary aku ke Radit. Karena aku tidak bisa memberikannya langsung. Mah maafin semua kesalahan aku, Terima kasih atas semua kasih saying yang udah mama dan papa berikan ke aku. Aku udah ga kuat. Aku capek selalu merasakan kesakitan, aku mau istirahat saja.” Dengan sekejap mata, Keisha menutup matanya untuk selamanya.

Keesokannya, setelah kepergian Keisha, mama Keisha menghampiri Radit. “Nak Radit, Keisha menitipkan ini untuk kamu” kata mama Keisha sambil memberi sepucuk surat dan diary Keisha.
“Loh, memangnya Keisha kemana tante?” Tanya Radit. “Silahkan kamu baca” ucap mama Keisha dan langsung pergi.

Segera Radit membaca isi surat itu..

“To : Radit
Dicintai seseorang yang kita cintai adalah sesuatu yang membahagiakan. Tapi apakah mencintai seseorang tanpa dicintai adalah hal yang membahagiakan? Kurasa tidak. Aku merasakannya, merasakan betapa perihnya perasaan ini, merasakan sesuatu yang menyesakkan bagiku, yaitu perasaan cinta yang mustahil untuk terbalaskan. Aku tau banyak orang lebih dari engkau, tapi untuk melupakan seseorang yang dicintai tidak semudah membalikkan telapak tangan, tapi seperti menghilangkan bayangan. Butuh waktu yang panjang untuk melupakanmu. Bukan melupakanmu tapi lebih tepat mengurangi berfikir tentangmu, karena sampai kapanpun aku akan tetap mengingatnya. Karena semua kenangan yang kau ukir untukku. Kulewati detik demi detik dengan kenangan yang dulu pernah kuukir bersamamu, indah memang namun itu hanya masa lalu yang tak akan kembali. Kulewati menit demi menit bersamamu, namun itu hanya hayalan yang hanya membuat aku bahagia sesaat dan berujung perih. Karena aku sadar, itu tidak akan pernah terjadi. Tuhan tolong aku, beri aku kesempatan lagi untuk melewati hari demi hari bersamanya. Tuhan izinkan aku untuk melewati detik-detik terakhirku bersamanya. Walaupun sebentar aku ingin bahagia saat aku di sampingmu. Tuhan, jika nanti aku telah bersamamu, kumohon beritahukan dia tentang perasaanku yang takkan hilang sampai kapanpun. Tuhan, berikan dia peri cinta yang bisa mencintainya lebih dari aku, dan Tuhan terima kasih karena engkau telah memberikan gambaran akan suryamu yang indah lewat dia, meskipun aku tidak bisa memilikinya. Radit, mungkin saat kamu membaca surat ini aku sudah tidak ada di dunia ini. Tapi aku akan selalu ada di hati kamu. Radit, aku sangat mencintaimu, karena kamulah aku mengenal apa itu cinta. Kamu adalah cinta terakhir aku. Radit, aku memberikan diary aku agar kamu tau apa yang selama ini aku rasakan. Radit, satu permintaan aku, datanglah ke makam aku karena aku ada di sana untuk melihatmu untuk yang terakhir kalinya. Dan juga, aku akan bahagia di sana bila engkau bahagia. Bahagialah kamu bersama orang yang kamu cintai. Salam Keisha.”

Pipi Radit berlinangan air mata, lalu Radit bergegas pergi ke makan Keisha. Disana Radit berkata “Maafkan aku Key, karena selama ini aku telah menyia-nyiakan cinta kamu. Aku telah menyakiti hati kamu.” Radit melihat Keisha yang sedang tersenyum dan melambaikan tangan. Seusai itu semua, Radit mencoba untuk naik ke rumah pohon, ternyata Radit dapat naik ke atas rumah pohon dan melihat sebuah ukiran tulisan yang dulu pernah ditulis oleh Keisha. Lembar demi lembar, Radit membaca diary Keisha dalam hati. Radit sangat kagum akan sosok Keisha yang sangat tegar dalam menjalani hidup dan kagum karena Keisha dapat menjaga cinta sejatinya sampai akhir hayatnya.

-          THE END      -
»»  lanjut bacanya....