Siapa yg lagi galau, pernah merasakan galau,
atau saat nii lagi galau??? Tentu kita semua pernah kan, ??? lalu apa sih galau
itu??? Galau adalah buah atas ketidakpastian pendirian dan sikap, sehingga
fikiran terbang mencari jenis kenyamanan seadanya, kelamaan bisa berkerak dan
sulit dihilangkan, ada yang menyebutnya futur…Ini memang virus yang lagi musim,
ya kalau dibilang futur, kita memang tidak bisa menafikan hal itu, namun kita
bisa melihat penyebabnya. kacau nih kalau seperti ini, harusnya kita baca
qur'an berlembar-lembar, jadi malah update ribuan status perasaan... mending
updatenya tentang ayat Qur'an atau hadist, tapi ya biasalah ga jauh dari
C.I.N.T.A juga G.A.LA.U tingkat”an dr nasional ampe dewa … ( gaya ababil itu
mah :p ) … bukannya curhat sm yg punya kehidupan malah curhat di facebook biar
smua org tahu kl kita lg galau … Pernahkah kita curhat sama Allah yg pnya
kehidupan kita??? “Datangilah
tempat yang Alquran sering dibacakan. Kamu duduk dan simak bacaannya. Niscaya
kamu akan dapati ketenangan. Lalu, datangi tempat-tempat yang kamu diajak untuk
mengingat dan menyebut Allah dan akan bertambah ilmumu. Terakhir, datangi alas
sajadahmu di keheningan malam dan mengadulah kepada Rabb Pengatur hidupmu.”
Apa penyebabnya, Ada sebuah ayat yang begitu
mendalam :
?"Dan janganlah kamu seperti orang-orang
yg lupa kepada Allah, sehingga Allah menjadikan mereka lupa akan diri sendiri.
Mereka itulah orang yg fasik"
(Alhasyr : 19)
(Alhasyr : 19)
MasyaAllah... begitu sombongkah diri kita ini
sehingga melupakan Sang Khalik ? Sekejap pun tidak pantas kita melupakan-Nya,
wajar seandainya rasa bingung terhadap diri kita sendiri melanda, ya bisa jadi
disebabkan karena kita lupa dalam mengingat-Nya. Solusinya adalah kita harus
kembali mengingat Allah. Memohon ampun ketika perasaan yang terombang ambing
itu mendera, kemudian menjauhi ketidak manfaatan. Masih ingatkah dengan lagu
Tombo Ati ? ya… Syair Tombo Ati adalah ciptaan Sunan Bonang, salah satu Wali
Songo. Dahulu syair dengan bahasa Jawa tersebut seringkali ditembangkan oleh
jamaah langgar (masjid kecil) di daerah Jawa Tengah dan Timur saat menanti
iqomah tiba. Kini, syair tersebut kembali terkenal, terdengar melalui radio dan
televisi, didendangkan dan diperkenalkan kembali oleh budayawan, Emha Ainun
Najib (Cak Nun) dan penyanyi lagu islami terkenal, Opick.
Tombo Ati
iku limo perkorone (Obat hati itu ada lima macam)
Kaping pisan moco Kuran lan maknane (Nomor satu, membaca Al Quran dengan maknanya)
Kaping pindo sholat wengi lakonono (Nomor dua, sholat malam dirikanlah)
Kaping telu wong kang soleh kumpulono (Nomor tiga, berkumpullah dengan orang sholeh)
Kaping papat wetengiro ingkang luwe (Nomor empat, perutmu dilaparkan/perbanyaklah berpuasa)
Kaping limo zikir wengi ingkang suwe (Nomor lima, dzikir malam perpanjanglah)
Salah sawijine sopo biso ngelakoni (Salah satunya siapa bias menjalani)
Mugi-mugi Gusti Allah nyembatani (Moga – moga Allah SWT mencukupi)
Kaping pisan moco Kuran lan maknane (Nomor satu, membaca Al Quran dengan maknanya)
Kaping pindo sholat wengi lakonono (Nomor dua, sholat malam dirikanlah)
Kaping telu wong kang soleh kumpulono (Nomor tiga, berkumpullah dengan orang sholeh)
Kaping papat wetengiro ingkang luwe (Nomor empat, perutmu dilaparkan/perbanyaklah berpuasa)
Kaping limo zikir wengi ingkang suwe (Nomor lima, dzikir malam perpanjanglah)
Salah sawijine sopo biso ngelakoni (Salah satunya siapa bias menjalani)
Mugi-mugi Gusti Allah nyembatani (Moga – moga Allah SWT mencukupi)
Syair tersebut penuh dengan nasihat dan petunjuk bagi
orang-orang yang kehidupannya terasa dipenuhi dengan masalah. Tapi, sayang
sekali maknanya yang dalam seringkali terlewatkan begitu saja. Walaupun
dinyanyikan berulangulang oleh pengamen jalanan di bus dan angkutan umum dengan
khidmat mendayu,untuk mengingatkan dan menasihati, kita – para penumpang, kerap
terlena ,tenggelam dalam ‘masalah’ masing-masing. Mendengar tapi
seolah-olah tuli, banyak hati yang telah ditutup dan dikunci oleh Allah SWT
sehingga tidak bisa lagi menerima petunjuk dari syair tersebut. Terkait dengan
hati, ada beberapa ayat Al-Quran dan Hadits berikut, yang maknanya adalah bahwa
semua permasalahan manusia berpangkal dari hati (al-qalb).
"Sesungguhnya orang-orang kafir sama
saja bagi mereka apakah kamu beri peringatan atau tidak kamu beri
peringatan,mereka tidak juga akan beriman. Allah telah mengunci hati dan
pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup.Dan bagi mereka siksa yang
amat berat." (QS Al-Baqarah: 6-7).
Sesuai dengan artinya, al-qalb adalah bolak-balik –
gampang berubah ,senantiasa berkembang, dan pasangsurut, sehingga hati perlu
dijaga dengan baik. Jika tidak, hati akan berubah menjadi sakit (al-qalb
al-maridh), bahkan hati bisa menjadi mati, yang mengeras melebihi kerasnya
batu. Seperti yang diterangkan dalam Al Quran Surat Al Baqarah ayat 74, Allah
SWT berfirman:
"Kemudian setelah itu hati kalian
menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal diantara batu-batu
itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai dari padanya dan diantaranya
sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air dari padanya dan diantaranya
sungguh ada yang meluncur jatuh karena takut kepada Allah. Dan Allah
sekali-sekali tidak lengah dari apa yang kalian kerjakan."
Rasulullah SAW bersabda: "Dalam tubuh manusia ada
segumpal daging,apabila ia baik, maka baik pula seluruh tubuhnya; dan jika ia
rusak, maka rusak pula seluruh tubuhnya. Ketahuilah, itulah hati."
(HR. Bukhori).
Ayat dan Hadist tersebut menjelaskan kenapa dalam
masyarakat modern begitu banyak manusia yang memiliki pikiran cerdas, tetapi
akhirnya menjadi orang gagal, menjadi orang yang bermasalah. Itu karena mereka
memiliki hati yang sakit. Kemampuan indera yang ada di dalam hatinya menjadi
lemah, hati tidak bisa melihat lagi sesuatu dalam bentuk yang sebenarnya,
hati menjadi galau dan risau. Dan yang lebih fatal, hati menjadi mati, menjadi
buta, tuli, bisu, dan lumpuh. Tidak bisa lagi membedakan antara kebenaran,
kesesatan, ketakwaan, kemaksiatan, dan lain sebagainya. Selanjutnya mengutip
sebuah riwayat sahabat Rasulullah SAW yang bernama Ibnu Mas'ud, salah satu
orang yang pertama masuk Islam. Pada suatu ketika datanglah seseorang kepada
sahabat tersebut meminta nasehat, katanya: "Wahai Ibnu Mas’ud,berilah
nasehat yang dapat kujadikan obat bagi jiwaku yang sedang gelisah. Dalam
beberapa hari ini, aku merasa tidak tenteram, jiwaku gelisah dan fikiranku
kusut, makan tak enak, tidurpun tak nyenyak.”
Maka Ibnu Mas’ud menasehatinya,
katanya: ”Kalau penyakit itu yang menimpamu,maka bawalah hatimu mengunjungi
tiga tempat, yaitu ketempat orang membaca Al Quran, engkau baca Al Quran atau
engkau dengar baik-baik orang yang membacanya; atau engkau pergi ke pengajian
yang mengingatkan hati kepada Allah; atau engkau cari waktu dan
tempat yang sunyi, disana engkau berkhalwat menyembah Allah, umpama di
waktu tengah malam buta, di saat orang sedang tidur nyenyak, engkau bangun
mengerjakan shalat malam, meminta dan memohon kepada Allah ketenangan jiwa,
ketentraman pikiran dan kemurnian hati. Seandainya jiwamu belum juga terobati
dengan cara ini, engkau minta kepada Allah, agar diberi-Nya hati yang lain,
sebab hati yang kamu pakai itu, bukan lagi hatimu." Itulah yang kemudian
dibuat syairnya oleh Sunan Bonang dalam tembang Tombo Ati (Obat Hati). Untuk
mengobati hati yang galau, hati yang sakit seperti kegelapan, dan untuk menghilangkannya
mari kita semua untuk menyalakan lampu. Manusia harus melepaskan kegalauan
hatinya, yaitu dengan mempraktekan syair Tombo Ati dalam kehidupan,
sehingga menjadi obat bagi berbagai penyakit hati yang mudah hinggap.
Ada banyak hikmah yang didapatkan dengan kita melakukan “Tombo ati”
diantaranya :
Pertama, ilmu dan pengetahuan kita semakin bertambah. Hal yang tidak bisa
dimungkiri adalah sering kali masalah menghimpit kita dan sulit menemukan cara
menyikapi dan penyelesaiannya. Boleh jadi lantaran keterbatasan ilmu dan
pengetahuan kita.
Kedua, iman terjaga dan bertambah kuat. “Sesungguhnya orang-orang yang
beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati
mereka dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman
mereka karenanya dan hanya kepada Rabb mereka, mereka bertawakkal.” (QS
al-Anfal (8:2).
Ketiga merintih dalam doa, maknanya supaya keluhan kita didengar. Itu
artinya kita kecil, bodoh dan teramat banyak kekurangan. Karenanya, duduk di
majelis zikir dan ilmu, pada gilirannya mampu membekap kesombongan kita.
Keempat, berkumpul dengan orang saleh. Insya Allah, mereka yang hadir di
majelis zikir atau ilmu adalah para perindu, pemburu kasih sayang, dan rida
Allah. Mereka adalah orang-orang yang ingin hidupnya bermakna dan bahagia dunia
akhirat. Nabi SAW bersabda, “Saat orang-orang saleh berkumpul dan menyebut
Allah, malaikat mengepakkan sayapnya dan menaungi mereka dengan untaian doa:
“Ya Allah rahmati mereka dan ampuni mereka.”
Semoga dengan melakukan salah satunya, Insya
Allah Yang Maha Kuasa memberkati kita semua. Aamiin Ya Robbal ‘Aalamiin. Semoga
tulisan ini bermanfaat utk smua …