Lagu yg slalu aQ puterin saat aQ rindu jg jauh dari diaa ... :)
30 Oktober 2011
25 Oktober 2011
Era Liverpool
1. Era Sebelum 1959
2. Era Bill Shankly
3. Era Bob Paisley
7. Era Kenny Dalglish
9. Era Rafael Benitez
Di musim Pertamanya,
Liverpool langsung menjuarai Liga Lancashire dan karenanya langsung terpilih
masuk menjadi anggota divisi 2 Football League musim 1893-1894. Di kompetisi
divisi 2, Liverpool benar-benar tak terkalahkan dan keluar sebagai juara divisi
2 sehingga secara otomatis langsung promosi ke divisi satu (divisi utama).
Liverpool baru menjadi juara divisi satu pada musim 1900-1901. Mereka kemudian
menjadi juara liga lagi pada musim 1905-1906. Liverpool juga mencapai final
pertama piala FA nya tahun 1914 tetapi kalah melawan Burnley 0-1 di final.
Musim kompetisi tahun 1921-1922 dan 1922-1923 mereka menjadi juara secara
berurutan. Kemudian datanglah masa vakum gelar selama 27 tahun sebelum mereka
dapat menjadi juara liga lagi pada musim 1946-1947. Setelah itu Liverpool
kembali tenggelam dan bahkan mengalami degradasi pada musim 1953-1954
2. Era Bill Shankly
Pada bulan Desember 1959, Liverpool menunjuk
bos Huddersfield Town, Bill Shankly, untuk menjadi manager menggantikan Phil
Taylor. Shankly sendiri bukanlah seoranng manager terkenal pada waktu itu dan
sebagian fans dan media meragukan kemampuannya. Shankly justru memulai dengan
merevolusi skuad Liverpool besar-besaran, tidak kurang dari 24 pemain dia lepas
dan merekrut pemain-pemain baru pilihannya. Lapangan latihan di Melwood
pun tak luput dari perhatiannya dan dirombak menjadi tempat latihan sepakbola
kelas satu. Ia juga mengenalkan sistem latihan permainan Five-a-Side atau
sepakbola 5 pemain lawan 5 pemain. Idenya adalah membuat permainan menjadi
lebih sederhana dan lebih hidup, passing dan bergerak. Di musim ketiganya
atau 1961-1962, Liverpool keluar sebagai juara divisi 2 dan promosi ke divisi
utama. Dibawah Shankly Liverpool langsung keluar sebagai juara liga pada musim
keduanya di liga utama, musim 1963-1964, atau 17 tahun setelah mereka merasakan
gelar liganya yang terakhir. Kemudian setelah itu Liverpool mulai merajai liga,
mereka merengkuh lagi gelar juara liga musim 1965-1966 dan piala FA pertama
sepanjang sejarah mereka tahun 1965. Total gelar yang diraih Liverpool dibawah
Bill Shankly selama tahun 1959-1974 adalah : 3 kali juara liga (1964, 1966,
1973), 2 kali juara piala FA (1965, 1974) dan 1 kali juara piala UEFA (1973).
Itu belum termasuk runner-up liga 2 kali, runner-up piala FA 1 kali dan runner
up piala Winners Eropa 1 kali. Shankly pensiun setelah Liverpool nya meraih
juara piala FA tahun 1974.
3. Era Bob Paisley
Bob Paisley kemudian dipilih untuk
menggantikan Shankly. Paisley, mantan pemain Liverpool and staf kepercayaan
Shankly, pada awalnya tidak berminat untuk menjadi manager klub namun setelah
dirayu oleh pihak manajemen ia pun akhirnya setuju menangani Liverpool sebagai
manager mereka yang baru. Ia merekrut trio Skotlandia, Kenny Dalglish, Graeme
Souness dan Alan Hansen, yang kesemuanya nantinya menjadi pemain legendaris
Liverpool. Dan di tangan Paisley lah Liverpool menjadi sebuah klub yang sangat
luar biasa dan bagai tak terkalahkan di masa itu. Selama 9 tahun
kepemimpinannya dari tahun 1974 sampai 1983 Liverpool merengkuh 6 gelar liga
(1976, 1977,1979, 1980, 1982, 1983), 3 gelar juara Eropa/Champions (1977, 1978,
1981), 3 gelar juara piala liga berurutan (1981, 1982, 1983), 1 juara piala
UEFA dan 1 kali juara piala Super Eropa. Liverpool juga mencapai runner-up liga
2 kali, 1 kali runner up piala FA, 1 kali runner up piala Liga, 1 kali runner
up piala Super dan 1 kali runner up piala dunia antar klub.
4. Era Joe Fagan
Joe FaganKemudian
setelah Paisley pensiun tahun 1983, ia digantikan oleh asistennya, Joe Fagan.
Pergantian manager Liverpool yang berkesinambungan perlu kita kagumi. Dari
Shankly yang memberikan jabatannya kepada staf kesayangannya, Paisley, kemudian
Paisley pun meneruskannya kepada staf kepercayaannya Joe Fagan. Fagan sendiri
saat mulai menangani Liverpool sudah berumur 63 tahun. Di tahun pertamanya
Fagan langsung membawa Liverpool kembali tancap gas dan menjadi klub Inggris
pertama yang meraih 3 gelar dalam setahun; juara liga, juara piala liga dan
juara
5. Tragedi Hillsborough
Memorial Memperingati 96 Penyokong Liverpool Yang Terkorban Di Hillsborough.
Merupakan satu tamparan hebat kepada
Liverpool. Tragedi ini berlaku semasa perlawanan separuh akhir Piala F.A. tahun
1986. Beratus-ratus penyokong Liverpool terhimpit disebabkan oleh luruan
penonton yang melarikan diri daripada kebakaran di salah satu teres tempat
duduk penonton di Stadium Hillsborough.94 orang penyokong Liverpool mati pada
hari kejadian, sementara seorang lagi maut 4 hari kemudian. Mangsa ke 96 mati
selepas berada 4 tahun di dalam koma. Laporan Taylor yang disiapkan selepas
siasatan oleh Suruhanjaya Tayor mengenalpasti kesesakan berlebihan penonton dan
kegagalan kawalan polis sebagai punca tragedi.
94 orang penyokong Liverpool mati pada hari
kejadian, sementara seorang lagi maut 4 hari kemudian. Mangsa ke 96 mati
selepas berada 4 tahun di dalam koma.
ini, satu memorial telah dibina di Anfield
untuk memperingati 96 penyokong tersebut. Mereka juga diabadikan dengan dua
nyalaan api kekal di dalam logo rasmi kelab Liverpool. Memorial Hillsborough
terletak bersebelahan Shankly Gates di Anfield.Majlis memperingati mereka
diadakan setiap tahun. Liverpool akan meminta menangguhkan perlawanan sekiranya
tarikh perlawanan bercanggah dengan tarikh memperingati kumpulan 96
Hillsborough.
6. Tragedi Heysel
Liverpool masuk final
piala Champions lagi pada tahun 1985, namun saat itu terjadi tragedi Heysel
dimana sebelum pertandingan pendukung Liverpool dan Juventus berkelahi massal.
Pendukung Liverpool menerobos pembatas dan menyerbu tempat pendukung Juventus
berada. Total korban meninggal adalah 39 orang, sebagian besar merupakan
pendukung Juventus. Pemain Liverpool yang sudah shock karena peristiwa itu
harus tetap bertanding dan akhirnya kalah 0-1 dari Juventus. Pihak UEFA
kemudian memberi hukuman kepada semua klub Inggris untuk tidak boleh bertanding
di semua kompetisi resmi Eropa selama 5 tahun dan kepada Liverpool dikenakan
hukuman 10 tahun yang kemudian direvisi menjadi 6 tahun untuk Liverpool.
7. Era Kenny Dalglish
Tahun 1985 Fagan mundur dan kemudian digantikan oleh Kenny Dalglish sebagai
manager-pemain Liverpool pertamanya. Sebagai pemain, Dalglish sampai sekarang
diyakini oleh sebagian besar pendukung Liverpool sebagai pemain terbesarnya
sepanjang sejarah. Di tangan Dalglish, Liverpool tetap tak berubah untuk selalu
haus akan gelar. Selama kepemimpinan 6 tahun King Kenny, Liverpool meraih 3
gelar juara liga (1986, 1988, 1990) dan 2 gelar juara piala FA (1986, 1989).
Runner up liga 3 kali dan runner up piala FA 1 kali. Dalglish yang juga bermain
di final Champions ‘Tragedi Heysel 1985’, mundur setelah shock nya yang kedua,
yaitu Bencana Hillsborough.
8. Era Gerard Houllier
Gerard Houllier yang mundur digantikan oleh Graeme Souness. Sebagai pemain,
Souness memang merupakan salah satu pemain legenda Liverpool. Namun di tangan
pria Skotlandia itu Liverpool kali ini benar-benar tenggelam. Satu satunya
gelar yang ia raih sebagai manager adalah juara piala FA tahun 1992. Roy Evans,
pelatih tua yang merupakan staf pelatih Liverpool saat itu menggantikannya pada
tahun 1994. Prestasi Liverpool mulai membaik namun tidak mampu lebih dari
ranking 3 Premiership. Gelar piala liga diraih Evans tahun 1995 dan runner up
piala FA tahun 1996. Gerard Houllier, mantan pelatih tim Perancis, ditunjuk
untuk bersanding dengan Evans pada tahun 1998. Namun kerja sama ini tidak
bertahan lama karena Evans mundur dan Houllier menjadi manager tunggal
Liverpool mulai saat itu. Prestasi terbesar Houllier adalah sewaktu Liverpool
meraih Treble ( juara piala FA, juara piala liga, juara piala UEFA) pada tahun
2001. Liverpool mencapai runner up liga pada tahun 2002. Saat itu Houllier
mulai dilanda penyakit jantung dan akhirnya dia mundur pada tahun 2004.
9. Era Rafael Benitez
Rafael Benitez,
pelatih Valencia yang sukses membawa klub Spanyol itu juara La liga 2 kali,
ditunjuk oleh manajemen Liverpool untuk menangani klub. Di tahun pertamanya,
Rafa hanya mampu membawa Liverpool mencapai peringkat ke-5 Premiership. Namun
lain ceritanya untuk kompetisi Liga Champions Eropa dimana secara mengejutkan
Liverpool bisa keluar sebagai juara Eropa setelah menang adu penalti melawan AC
Milan di final. Final yang dramatis karena Liverpool justru tertinggal 0-3 di
babak pertama namun bisa menyamakan kedudukan dan menang saat adu penalti
digelar. Tahun 2006 Liverpool dibeli oleh dua orang Amerika bernama George
Gillet dan Tom Hicks dengan harga yang mencapai 218,9 juta pounds. Benitez
membawa Liverpool ke final Champions lagi tahun 2007 dan lagi-lagi melawan AC
Milan, namun kali ini Liverpool kalah 1-2 di final.
10. Era Roy Hodgson & Kenny Dalglish
sampai sekarang 2011
Liverpool resmi menggunakan jasa Roy Hodgson untuk melatih Steven Gerrard
cs. Mantan pelatih Fulham ini rencananya akan berada di Anfield selama 3 tahun
dan akan menjadi manajer ke 18 dalam sejarah Liverpool. Keberhasilan
Hodgson membawa Fulham ke final Liga Europa, walau Fulham tidak diperkuat
pemain-pemain bintang, menjadi alasan utama Liverpool untuk memakai jasanya. Hodgson
hanya bertahan setengah musim
kompetisi di Liverpool, klub yang selama ini selalu memberi waktu
beberapa
tahun kepada manajernya untuk membuktikan kemampuan mereka. Pendahulu
Hodgson, Rafael Benitez bertahan selama enam tahun di Anfield, begitu
pula dengan Gerard Houllier yang memegang Liverpool antara tahun 1998
sampai
2004. Sejak awal banyak pendukung Liverpool tidak begitu yakin dengan
pengangkatan Hodgson yang tahun lalu sukses membawa Fulham sebagai
finalis
Piala UEFA dan terpilih sebagai Manager of the Year berdasarkan pilihan
sesama
manajer di Liga Inggris. Para pendukung Liverpool yang anti-Hodgson ini
menganggap dia kurang berbobot untuk memegang klub sebesar Liverpool,
anggapan
yang mengabaikan pengalaman Hodgson yang dua kali memegang Inter Milan,
salah
satu raksasa sepakbola Italia. Namun prestasi Liverpool kemudian
menunjukkan bahwa Hodgson tidak berhasil mencegah kemerosotan Liverpool
yang
sudah dimulai sejak tahun terakhir kepemimpinan Benitez. Liverpool
sempat
terlempar ke zona degradasi ketika kalah 1-2 dari klub pendatang baru
Blackpool. Liverpool kemudian juga kalah dari tim-tim lemah yang
seharusnya bisa dikalahkan seperti Stoke, Wolverhampton dan
Blackburn. Namun setelah melihat perkembangan dalam sebulan terakhir
Henry
dan Tom Werner, pemilik satunya lagi, memutuskan untuk memberhentikan
Hodgson
yang memiliki kontrak selama tiga tahun. Posisi Hodgson akan diganti oleh mantan pemain
dan manajer Liverpool, Kenny Dalglish, sampai musim kompetisi tahun ini
berakhir. Kenny Dalglish tidak hanya pemain legendaris. Dia adalah salah
satu manajer terbaik klub. Dalglish saat ini berusia 59 dan menjadi
manajer Liverpool dari 1985 hingga 1991. dan Manager Liverpool, Kenny
Dalglish berpeluang untuk menempati posisinya dengan status permanen dan
bertahan lebih lama di Anfield.
Sejarah Liverpool
Salah satu klub tersukses di Inggris
Raya. Didirikan pada 1892 akibat perseteruan antara Komite Everton FC dengan
John Holding sebagai Presiden Club yang juga pemilik stadion Anfield. Akibat
dari perseteruan itu, Everton akhirnya pindah ke stadion Goodison Park dan John
Holding menjadikan stadion Anfield sebagai kandang Liverpool FC sampai
sekarang. Klub sempat diberi nama Everton FC and Athletic Grounds, Ltd., atau
diringkas Everton Athletic, namun FA menolak mengakui ada dua tim bernama
Everton. Akhirnya pada bulan Juni 1892 John Houlding pun akhirnya memilih nama
Liverpool FC. Liverpool menjelma kekuatan serius di kompetisi sepakbola
Inggris.
Pada musim pertamanya, Liverpool FC
berhasil menjuarai Lancashire League sebelum akhirnya bergabung dengan Divisi
II Liga Inggris pada musim 1893/94. Pada musim pertamanya di Divisi II Liga
Inggris, Liverpool FC langsung menjadi juara dan berhak untuk promosi ke Divisi
I Liga Inggris ( sekarang Premiere League ). Tak butuh lama bagi Liverpool
untuk mencicipi gelar di liga, karena pada musim pertamanya di Divisi I ini
(musim 1900/01), Liverpool sukses menjuarai Divisi Satu dan mengulanginya lagi
lima tahun kemudian. Liverpool FC sukses meraih juara liga 2 musim
berturut-turut yaitu musim 1921/22 dan 1922/23, namun tidak mendapatkan tropi
lagi sampai musim 1946/47 ketika berhasil meraih gelar liganya yang ke 5. Final
Piala FA pertama dilakukan pada 1914, meskipun akhirnya mereka dikalahkan
Burnley 1-0. Setelah mengarungi Divisi I selama lebih dari 50 tahun, akhirnya
Liverpool FC mengalami kemerosotan dan terdegradasi ke Divisi II pada musim
1953/54.
Liverpool sempat terseok-seok
sebelum akhirnya Bill Shankly datang sebagai manajer pada bulan Desember 1959.
Shankly merombak tim secara besar-besaran dengan melepas 24 pemain lama dan
menggunakan sebuah ruangan di stadion Anfield untuk menggelar rapat
kepelatihan. Ruangan ini di namakan 'The Boot Room' yang berhasil melahirkan
manajer-manajer legendaris Liverpool di kemudian hari. Di ruangan inilah Bill
Shankly dan anggota 'Boot Room' lainnya seperti Bob Paisley, Joe Fagan dan
Reuben Bennett mulai membangun kekuatan Liverpool FC yang membuat iri tim
musuh. Hasil dari renovasi yang dilakukan oleh Bill Shankly mulai membuahkan
hasil ketika berhasil promosi ke Divisi I pada musim 1961/62 dan menjadi juara
liga pada musim 1963/64. Setelah menjuarai Piala FA yang pertama pada tahun
1965 dan menjuarai Liga pada musim 1965/66, Bill Shankly berhasil
mempersembahkan gelar juara Liga dan piala UEFA pada musim kompetisi 1972/73.
Musim berikutnya Bill Shankly berhasil mempersembahkan gelar piala FA setelah
membantai Newcastle United 3-0. Tidak ada yang menyangka bahwa gelar piala FA
itu merupakan persembahan terakhir dari seorang Bill Shankly. Karena secara
tiba-tiba Bill Shankly memutuskan untuk pensiun. Pemain dan Liverpudlian (
julukan untuk penggemar fanatik Liverpool FC ) berusaha untuk membujuk, bahkan
para pekerja di Liverpool mengancam akan melakukan mogok kerja. Tetapi Bill
Shankly tetap pada pendiriannya dan menyerahkan tongkat manajerial kepada
asisten-nya yaitu Bob Paisley. Bill Shankly akhirnya pensiun pada tahun 1974
dan bergabung dengan Liverpudlian di tribun The Kop.
Kejayaan Liverpool bersama Bill
Shankly dilanjutkan Bob Paisley yang pada saat itu berusia 55 tahun. Dia
menjabat sebagai manajer Liverpool FC dari tahun 1974 sampai 1983 dan hanya
pada awal tahun Bob Paisley tidak dapat memberikan gelar untuk Liverpool FC.
Selama 9 tahun Bob Paisley menjabat sebagai manajer Liverpool FC, beliau
memberikan total 21 tropi, termasuk 3 Piala Champion, 1 Piala UEFA, 6 juara
Liga Inggris dan 3 Piala Liga secara berturut-turut. Dengan semua gelar itu
tidak salah bila Bob Paisley menjadi manajer tersukses yang pernah menangani
klub Inggris. Tidak hanya sukses memberikan gelar untuk Liverpool FC, tetapi
Bob Paisley juga sukses dalam melakukan regenerasi di tubuh Liverpool FC dengan
tampilnya para bintang muda seperti: Graeme Souness, Alan Hansen, Kenny
Dalglish dan Ian Rush. Walaupun Bob Paisley akan mewariskan sebuah skuat muda
yang sangat hebat dan berbakat, tetapi dengan semua torehan gelar itu akan
menjadi sangat berat buat siapapun penerusnya.
Sebagai penerus Bob Paisley yang
pensiun di tahun 1983, Joe Fagan yang pada saat itu berusia 62 tahun, berhasil
mempersembahkan treble buat Liverpool yaitu juara Liga, juara Piala Liga dan
juara Piala Champion. Raihan ini menjadikan Liverpool FC sebagai klub sepakbola
Inggris yang berhasil meraih 3 gelar juara sekaligus dalam 1 musim kompetisi.
Sayangnya, catatan keemasan itu sedikit ternoda oleh insiden di stadion Heysel.
Insiden yang terjadi sebelum pertandingan final Piala Champion antara Liverpool
FC dan Juventus ini menewaskan 39 orang, sebagian besar adalah pendukung
Juventus. Insiden ini mengakibatkan pelarangan bagi semua klub sepakbola
Inggris untuk berkompetisi di Eropa selama 5 tahun. Dan Liverpool FC dilarang
mengikuti semua kompetisi Eropa selama 10 tahun yang akhirnya dikurangi menjadi
6 tahun. Selain itu, 14 Liverpudlian didakwa bersalah atas peristiwa yang
dikenal dengan Tragedi Heysel. Setelah peristiwa mengerikan itu, Joe Fagan
memutuskan untuk pensiun dan memberikan tongkat manajerial selanjutnya kepada
Kenny Dalglish yang ditunjuk sebagai player-manager. Joe Fagan menyerahkan
tugas manajerial Liverpool FC kepada Kenny Dalglish yang pada saat itu sudah
menjadi pemain hebat tetapi masih harus membuktikan kapabilitas sebagai seorang
manajer.
Pada masa kepemimpinan Kenny
Dalglish, Liverpool FC dibawa menjadi juara Liga Inggris sebanyak 3 kali dan
juara Piala FA sebanyak 2 kali, termasuk gelar ganda juara Liga Inggris dan
juara Piala FA pada musim kompetisi 1985/86. Bila tidak terkena sangsi dari
UEFA, bisa dipastikan Liverpool FC menjadi penantang serius untuk merebut Piala
Champion pada saat itu. Kesuksesan Liverpool FC di masa kepemimpinan Kenny
Dalglish kembali dibayangi kejadian mengerikan lainnya yaitu Tragedi
Hillsborough. Pada pertandingan semi-final Piala FA melawan Nottingham Forrest
tanggal 15 April 1989, ratusan penonton dari luar stadion memaksa masuk ke
dalam stadion yang mengakibatkan Liverpudlian yang berada di tribun terjepit
pagar pembatas stadion. Hal ini mengakibatkan 94 Liverpudlian meninggal di
tempat kejadian, 1 Liverpudlian meninggal 4 hari kemudian di rumah sakit dan 1
Liverpudlian lainnya meninggal dunia setelah koma selama 4 tahun. Akibat
Tragedi Hillsborough ini pemerintah Inggris melakukan penelitian kembali mengenai
faktor keamanan stadion sepakbola di negaranya. Dikenal dengan sebutan Taylor
Report, menyebutkan bahwa penyebab dari Tragedi Hillsborough ini adalah faktor
penonton yang melebihi kapasitas stadion karena kurangnya antisipasi dari pihak
keamanan. Akhirnya pemerintah Inggris mengeluarkan undang-undang yang
mewajibkan setiap klub divisi I Inggris untuk meniadakan tribun berdiri.
Setelah menjadi saksi hidup dari tragedi mengerikan Heysel dan Hillsborough,
'King' Kenny Dalglish tidak pernah bisa lepas dari trauma yang menghinggapi
dirinya. Akhirnya pada tanggal 22 Februari 1990 beliau mengumumkan pengunduran
dirinya sebagai manajer Liverpool FC. Pengumuman yang sangat mengejutkan dunia
sepakbola pada saat itu, karena Liverpool FC sedang bersaing ketat dengan
Arsenal dalam perebutan gelar Liga Inggris. Alasan yang disebutkan oleh Kenny
Dalglish pada saat itu adalah tidak bisa lagi menghadapi tekanan dalam
menahkodai Liverpool FC. Selama beberapa minggu Liverpool FC ditangani oleh
pelatih tim utama Ronnie Moran sebelum akhirnya Liverpool FC menunjuk Graeme
Souness sebagai manajer berikutnya. 'King' Kenny Dalglish kemudian dikenang
sebagai legenda terhebat Liverpool FC karena sangat sukses baik sebagai pemain
maupun manajer.
Perginya 'King' Kenny Dalglish dan 2
tragedi yang mengerikan ( Heysel dan Hillsborough ) sepertinya memberikan
trauma, hukuman atau kutukan yang mendalam bagi Liverpool Football Club.
Kedatangan Graeme Souness pun tidak mengubah peruntungan Liverpool FC. Walaupun
Souness bisa memberikan gelar Piala FA pada tahun 1992, tetapi dengan kebijakan
transfer pemain yang kurang baik dan penerapan strategi yang sedikit
membingungkan menjadikan Liverpool tampil tidak konsisten pada musim itu. Hal
lain yang memperburuk hubungan Souness dan Liverpudlian adalah ketika Souness
menceritakan proses pemulihan kesehatannya pasca operasi jantung kepada koran
The Sun. Seperti diketahui bahwa masyarakat di Merseyside memboikot koran The
Sun yang sering memojokkan Liverpudlian mengenai tragedi Hillsborough. Pada 28
Januari 1994 Graeme Souness akhirnya mengundurkan diri sebagai manajer
Liverpool FC setelah tersingkir dari Piala Liga dan Piala FA. Pelatih Roy Evans
ditunjuk sebagai manajer Liverpool FC selanjutnya. Liverpool FC berada di
urutan ke 8 klasemen hasil terburuk selama 29 tahun terakhir. Walaupun secara
raihan gelar juara Graeme Souness tidak sukses, tetapi pada masa
kepemimpinannya banyak lahir talenta muda diantaranya : Robbie Fowler,
Steve McManaman, Jamie Redknapp, Rob Jones dan David James.
Manajer Liverpool selanjutnya adalah
pelatih senior Roy Evans yang sudah bersama Liverpool FC selama lebih dari 30
tahun. Pada musim 1994/95 Liverpool menduduki peringkat 5 Liga Primer Inggris
dan berhasil menjuarai Piala Liga dengan mengalahkan Bolton Wanderers dengan
skor 2-1. Roy Evans berhasil mengembalikan ciri khas permainan Liverpool yaitu
'pass and move'. Tetapi permainan apik dan indah Liverpool FC pada masa ini
tidak diimbangi determinasi dan agresifitas yang memadai dari para pemainnya,
sehingga Liverpool pada masa Roy Evans sering disebut 'Spice Boys'. Selain
semakin matangnya pemain seperti : Robbie Fowler, Steve McManaman dan
Jamie Redknapp, pada masa kepelatihan Roy Evans muncul bakat muda bernama
Michael Owen yang berhasil mencetak 18 gol dan menjadi PFA Young Player of the
Year Award pada tahun 1998.
Pada musim kompetisi 1998/99
Liverpool FC menarik pelatih asal Prancis Gerard Houllier untuk berpartner
dengan Roy Evans sebagai 'joint manager'. Tetapi Roy Evans merasa tidak cocok
bekerjasama dengan Gerard Houllier, sehingga mengundurkan diri pada bulan
November 1998. Setelah menjadi manajer tunggal, Houllier merombak total tim
dengan memasukan pemain seperti : Sami Hyypia, Stephan Henchoz, Markus
Babbel, Dietmar Hamann, Gary McAllister dan Emile Heskey. Selain muncul bintang
muda Michael Owen, Houllier juga berhasil mempromosikan bakat muda dengan
talenta luar biasa bernama Steven Gerrard. Tahun 2001 menjadi tahun terbaik
Liverpool FC setelah mengalami kemerosotan prestasi di tahun-tahun sebelumnya.
Pada tahun ini Liverpool FC berhasil meraih Piala Liga, Piala FA, Piala UEFA,
Piala Charity Shield dan Piala Super UEFA. Keberhasilan ini memunculkan
secercah harapan bagi Liverpool untuk dapat meraih gelar juara Liga Inggris
yang terakhir diraih pada tahun 1990. Pada tahun 2003 Liverpool FC berhasil
meraih Piala Liga dan menduduki peringkat ke 4 pada musim 1993/94 sehingga
berhak mengikuti kualifikasi Liga Champions. Walaupun berhasil memberikan
sejumlah gelar buat Liverpool FC, tetapi taktik bertahan yang diterapkan Gerard
Houllier dianggap tidak bisa bersaing untuk meraih gelar Liga Inggris. Taktik
bertahan dan mengandalkan serangan balik sangat mudah diantisipasi oleh lawan,
sehingga pada 24 Mei 2004 Gerard Houllier digantikan oleh Rafael Benitez.
Rafael Benitez datang ke Liverpool
FC setelah berhasil membawa Valencia menjadi juara Liga Spanyol 2 kali dan
juara Piala UEFA. Harapan Liverpudlian untuk menjadi juara Liga Inggris kembali
membumbung tinggi setelah Benitez berhasil membawa Liverpool FC menjuarai Liga
Champions untuk yang ke 5 kalinya. Pada final yang dikenang sebagai partai
terhebat sepanjang masa, Liverpool FC berhasil mengalahkan AC Milan setelah
tertinggal 0-3 di babak pertama. Tetapi gol dari kapten Steven Gerrard,
Vladimir Smicer dan penalti Xabi Alonso berhasil membawa Liverpool FC ke babak
perpanjangan waktu dan adu penalti. Kiper Liverpool FC Jerzy Dudek menjadi
pahlawan setelah berhasil menahan tendangan penalti Shevchenko. Kemenangan pada
partai final Liga Champions inilah yang menjadi alasan kapten dan legenda hidup
Liverpool FC Steven Gerrard untuk tidak pindah ke klub lain. Keputusan yang
disambut gembira oleh para Liverpudlian. Liverpool FC kemudian dibawa Rafael
Benitez untuk menjadi juara Piala Super Eropa dengan mengalahkan juara Piala UEFA
CSKA Moskow dengan skor 3-1. Piala FA tahun 2006 menjadi piala terakhir yang
dipersembahkan oleh Rafael Benitez untuk Liverpool FC. Dalam perjalanan menuju
final piala FA, Liverpool FC mengalahkan Luton Town dengan skor 5-3, MU 1-0,
Birmingham City 7-0 dan mengalahkan Chelsea 2-1 di semi-final. Di partai final
Liverpool FC berhasil mengalahkan West Ham United dengan Steven Gerrard sebagai
Man Of The Match. Steven Gerrard memberi umpan untuk gol pertama, melakukan
tendangan voli untuk gol ke 2 dan melakukan tendangan jarak jauh yang fenomenal
pada menit ke 91. Dengan skor 3-3 akhirnya pertandingan dilanjutkan dengan
babak perpanjangan waktu dan adu penalti. Walaupun selama pertandingan kiper
Pepe Reina beberapa kali melakukan kesalahan fatal, tetapi pada saat adu
penalti berhasil menahan 3 dari 4 tendangan pemain West Ham United. Final Piala
FA ini disebut sebagai 'Final-nya Gerrard' dan dicatat sebagai partai final
terbaik di era modern Piala FA. Setelah memenangi Piala Community Shield tahun
2006 dan berhasil mencapai final Liga Champions 2007, musim-musim berikutnya
menjadi musim tanpa gelar bagi Rafael Benitez dan Liverpool FC. Satu-satunya
kabar yang menggembirakan bagi Liverpudlian adalah kembalinya 'King' Kenny
Dalglish untuk membidani Liverpool FC Youth Academy pada tahun 2009. Akhirnya
Rafael Benitez berhaenti pada tanggal 3 Juni 2010 dan digantikan oleh Roy
Hodgson. Pada masa kepemimpinan Rafael Benitez, Liverpool FC mengalami 2 kali
peralihan kepemilikan klub. Yang pertama pada tahun 2007 ketika dibeli oleh
George Gillett and Tom Hicks dan pada tahun 2010 ketika Liverpool FC di ambil
alih New England Sports Ventures milik John W. Henry.
1 Juli 2010 Roy Hodgson resmi
menangani Liverpool FC selama tiga tahun. Pada keterangan pers Roy Hodgson
mengatakan sangat bangga bisa menangani klub sebesar Liverpool FC dan tidak
sabar untuk bertemu dengan para pemain, Liverpudlian dan ingin segera bekerja
di Melwood. Tetapi situasi di Liverpool FC pada saat itu masih sangat tidak
menentu karena sedang dalam masa peralihan kepemilikan. Hiruk pikuk berita
tentang kebangkrutan klub dan proses peralihan yang berkepanjangan sangat
memengaruhi suasana di Liverpool FC pada saat itu. Liverpool FC pun akhirnya
mengawali musim 2010/11 dengan sangat buruk. Sampai pertengahan bulan Oktober
Liverpool FC berada di zona degradasi dan kalah dari klub divisi II Northampton
Town. Selain itu Liverpool FC menghadapi ancaman pengurangan 9 poin dari FA
bila tidak bisa menyelesaikan situasi internal. Akhirnya pada bulan Januari
2011 Liverpool FC dan Roy Hodgson sepakat untuk mengakhiri kerjasama dan posisi
manajer selanjutnya dijabat oleh 'King' Kenny Dalglish untuk yang ke 2 kalinya
sampai akhir musim.
Tepatnya 8 Januari 2011 'King' Kenny
Dalglish resmi menjabat sebagai manajer Liverpool FC untuk yang ke 2 kalinya.
Walaupun pada pertandingan perdana mengalami kekalahan di Piala FA, tetapi
'King' Kenny Dalglish berhasil mengembalikan performa pemain dan ciri khas
'pass and move' Liverpool FC. Buktinya 'King' Kenny Dalglish berhasil mengangkat
Liverpool FC dari zona degradasi ke posisi 6 klasemen sementara Liga Inggris.
Hasil ini tidak lepas dari keberanian 'King' Kenny Dalglish untuk menjual
pemain bintang seperti Fernando Torres kemudian membeli Luis Suarez dari Ajax
Amsterdam dan Andy Caroll dari Newcastle United. Keberanian dalam hal memasang
pemain muda seperti : Martin Kelly, Jay Spearing dan Danny Wilson pun
layak diacungi jempol. Raihan inilah yang membuat banyak pihak mendesak agar
'King' Kenny Dalglish di kontrak secara permanen sebagai manajer Liverpool FC.
Profil Liverpool
Nama lengkap : Liverpool Football Club
Julukan : The Reds Didirikan 15 Maret 1892
(oleh John
Houlding)
Pemilik : John W.
Henry dan Tom Werner
(New England Sports Ventures)
Ketua : Tom Werner
Manajer : Kenny Dalglish
Liga :
Liga Utama Inggris
2010–2011
ke-6
Liverpool
Football Club
(dikenal pula sebagai Liverpool atau The Reds)
adalah sebuah klub sepak bola peserta Liga Utama Inggris. Liverpool adalah klub tersukses dalam sejarah
persepakbolaan Inggris yang bermarkas di kota Liverpool. Liverpool telah memenangkan 5 trofi Liga Champions (dulu Piala Champions), yang merupakan rekor Inggris.18 gelar Liga Inggris, 7 Piala FA, serta, 7 kali juara Piala Liga. Stadion mereka
berada di Anfield, yang terletak sekitar 4,8 km dari pusat kota Liverpool.
Liverpool
FC lahir pada tahun 1891. Uniknya klub ini lahir karena Everton, klub
sepakbola di kota Liverpool, menolak untuk meneruskan sewa stadion
Anfield yang sudah mernjadi markas mereka selama 7 tahun. Sewa kontrak
yang naik dari 100 pounds/tahun menjadi 250 pounds/tahun menjadi
penyebabnya. Everton memutuskan untuk pindah ke markas barunya, Goodison
Park. Pemilik stadion Anfield yang bernama John Houlding merasa perlu
untuk membentuk sebuah klub sepakbola untuk bermain di stadion Anfield
yang kosong sepeninggal Everton. Awalnya klub baru tersebut ingin
dinamai ‘Everton F.C. and Athletic Grounds, Ltd.’ namun nama tersebut
ditolak oleh FA karena membuat kerancuan dengan nama tim Everton yang
telah ada lebih dahulu. Jadilah klub baru tersebut bernama Liverpool FC.